Selasa, 28 Juni 2011

Telur Puyuh Sambal Manis

Bahan:
  • 18 telur puyuh
Bumbu:
  1. 6 siung bwng merah
  2. 3 siung bwng putih
  3. 3 buah cabe merah
  4. 1 ruas jahe
  5. 1/2 gula merah
  6. Garam secukupnya
  7. Gula putih secukupnya
  8. 1 lmbr daun jeruk
  9. 1 siung bawang bombai (ukuran kecil)
Cara membuat:
  1. Rebus telur puyuh hingga matang
  2. Haluskan cabe, bawang, dan jahe bersama garam
  3. Tumis bumbu bersama daun jeruk, gula, garam, dan irisan bawang bombai hingga matang kemudian masukan telur dan beri sedikit air, aduk hingga meresap dan sajikan
Note:
Agar bumbu tidak gosong, tambah sedikit air dan aduk-aduk hingga bumbu meresap ke dalam telur

------------------------------ Selamat Mencoba ---------------------------

Aliran Psikoanalis - Sigmund Freud

Siapa yang tidak kenal dengan Sigmund Freud, beliau adalah bapak psikoanalisa yang dilahirkan pada tahun 1856. Dia mengibaratkan manusia sebagai gunung es karena menurutnya manusia itu tidak dapat dipahami makanya ia mencoba memahaminya melalui pengibaratannya itu. Dalam konsep ini, manusia mempunyai struktur kesadaran yaitu:
  1. Bawah sadar: Id
  2. Ambang sadar: super ego
  3. Kesadaran: ego
yang mana manusia sedari dulu telah mempunyai suatu naluri yang selalu di penuhi (id-nya)

Menurut Sigmund freud, kesadaran yang ada pada manusia itu hanya sedikit yang terlihat sedangkan alam bawah sadarnya sendiri itu tidak terlihat. Menurutnya, id selalu ingin muncul makanya ia menekan ke atas, sedangkan ego selalu menekan id agar nafsu atau kehendak tidak terlalu muncul di permukaan. Disinilah diperlukannya super ego sebagai norma yang menyeimbangkan antara id dan ego.

Berdasarkan teori ini pula, apabila id selalu ditekan maka akan muncul suatu gejala ke abnormalan yang disebut dengan abnormalitas yang dapat menimbulkan mimpi pada seseorang pada saat tidurnya. Menurutnya apabila ia melupakan mimpinyamaka ia telah merasa puas atau melupakannya, namun apabila ia sampai merasa ketakutan sampai-sampai ia mengigau dan berteriak histeris maka ia di alam kesadarannya selalu menekan id-nya. Begitu pula apabila id tidak pernah dikontrol, ia selalu meledak-ledak, maka orang tersebut juga akan mengalami abnormalitas.

Mimpi merupakan jalan keluar bagi id yang selalu ditekan karena kita cendrung menghindari rasa sakit atau sesuatu yang menyakitkansehingga kita menekannya.
Contohnya:

Anita sakit hati dengan Tio, tapi Anita tidak mungkin membalas perbuatan Tio antaran melihat mukanya saja sudah sebel, sehingga muncullah mimpi, dimana dalam mimpi tersebut anita mencaci-maki Tio dan Anitapun merasa lega.

Untuk mengetahui sesuatu yang tersimpan di alam bawah sadar, maka kita dapat melakukan asosiasi bebas (terjadi secara sempontan).
Con:

Piso --: tajam --: karena selalu diasah --: dapat digunakan untuk memotong --: hipotesa kesadaran

oleh karena itu kesadaran itu terbagi menjadi 2, yaitu:
  1. Kesadaran secara fisik
  2. Kesadaran secara mental

Sumber:
Catatan mata kuliah Pengantar Psikologi, 05/10/04

Minggu, 26 Juni 2011

Macam-macam Pendekatan dalam Psikologi

Dalam ilmu psikologi, terdapat berbagai macam pendekatan yang mencoba menjelaskan tentang berbagai prilaku yang terjadi pada manusia, adapun berberapa pendekatan tersebut antara lain:
  1. Neurobiologis
    Prilaku manusia di sini dihubungkan dengan berbagai hal yang berkaitan dengan:
    • Biologis
    • Sistem syaraf (neuron)
    • Otak (
    • Reaksi biologis: stimulus
    • Implus elektrik (sinyal)
    • Sensori motorik
    • Informasi genetik (bawaan)

  2. Prilaku
    • Tokoh: Jb. Watson
    • Menurut pendekatan ini, dengan mempelajari apa yang dilakukan manusia (yaitu prilakuknya), memungkinkan psikologi menjadi ilmu yang objektif
    • Prilaku manusia menurut pendekatan ini merupakan hasil dari stimulus dan respon (S -R)
    • Prilaku manusia berdasarkan pada kausalitas atau hukum sebab akibat
    • Segala sesuatu itu harus dapat diamati (aktivitas yang dapat diamati)
    • Tingkah laku yang bersifat begitu saja (refleks- refleks instigtik)
    • Untuk mengamati tingkah laku harus dengan cara introfeksi formal (observasi murni)
    • Prilaku itu sangat tergantung dengan lingkungan

  3. Psikoanalis
    • Menurut teori ini yang tampak pada kesadaran kita itu hanya sedikit, sedangkan yang tidak tampak itu banyak. Sehingga untuk dapat memahami manusia bukan hanya kesadarannya tapi juga alam bawah sadarnya yang berupa nafsu-nafsunya
    • Batas kesadaran dengan alam bawah sadar adalah ambang sadar, yang mana alam bawah sadar itu mendorong kesadaran, sedangkan kesadaran itu sifatnya menekan agar tidak semua keinginan itu muncul kepermukaan (nampak)
    • Struktur kepribadian itu terdiri dari:

      1. Id
      2. Ego
      3. Superego

    • Struktur kesadaran terdiri dari:

      1. Alam kesadaran
      2. Ambang sadar
      3. Alam bawah sadar

      Kesadaran --: ego - -: eksekutif
      Ambang sadar --: super ego --: berupa norma-norma hasil d belajar& lingkungan
      Bawah sadar --: id --: keinginan --: aspirasi

    • Menurut S. freud, manusia itu sesungguhnya mempunyai sisi yang abnormal yang semasa kecilnya id-nya sering ditekan yang disebut juga dengan abnormalita (psikoneurotik). Hal itni terjadi pada laki-laki yang dinamakan dengan odipus compleks (benci pada ayah) dan electra compleks pada wanita (cinta pada ayah)
    • Menurut pendekatan psikoanalisis, untuk melihat atau mengungkapkan latar belakang seseorang melakukan sesuatu adalah dengan menggunakan asosiasi bebas

  4. Fenomenologis (Humanistik)
    • Menurut pendekatan ini untuk memahami manusia harus dengan memahami sesuatu yang tidak tampak atau dengan kata lain mengungkapkan hakikat yang ada dibelakang (latar belakangnya)
    • Dalam memandang manusia kita harus memahami manusia secara manusia, dengan kata lain kita harus memahami manusia secara seluruhnya melalui proses mental karena manusia itu sesungguhnya makhluk yang kompleks, hal ini didasari karena manusia itu memiliki harga diri, kesadaran pada dirinya sendiri, dan konsep tentang dirinya sendiri
    • Pusat perhatian pada pengalaman subjek (individu)
    • Berhubungan dengan pengalaman pribadi mengenai dunia dan penafsirannya mengenai berbagai kegiatan yang dihadapinya
    • Motif --: aktualisasi diri dimana manusia dan dirinya sendirilah yang menentukan
    • Memandang manusia secara manusiawi

  5. Kognitif
    • Menurut pendekatan ini, manusia bukan penerima rangsanagn yang pasif. Otak secara aktif mengelola info yang diterima dan mengubahnya dalam bentuk dan kategori baru.
    • Pendekatan kognitif mengacu pada proses mental dari persepsi, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, pemecahan masalah, dan merencanakan masa depan.
Kekurangan dan kelebihan masing-masing pendekatan-pendekatan:
  1. Neurobiologis
    Kekurangan: sangat biologis

  2. Prilaku
    Kelebihan: Objektif
    Kekurangan:
    • Manusia jadi tidak bebas
    • Manusia seperti robot
    • Manusia seperti hewan
    • Tergantung lingkungan
    • Manusia hanya terdiri dari refleks-refleks

  3. Psikoanalis
    Kelebihan: Teori ini bisa masuk ke alam bawah sadar manusia
    Kekurangan:
    • Manusia sangat ditentukan oleh nafsu
    • Manusia tidak bebas
    • Manusia seperti hewan

  4. Fenomenologis/ humanis
    Kelebihan:
    • Sangat subjektif
    • Manusia punya tubuh dan jiwa
    • Manusia berasal dari manusia
    Kekurangan: Manusia tidak diciptakan oleh Tuhan

  5. kognitif
    Kelebihan: Sangat memusatkan informasi
    Kekurangan: Mengabaikan pada multifungsi

Adapun kekurangan pendekatan-pendekatan tersebut antara lain:
  1. Antroposentris: manusia hanya untuk manusia
  2. Tidak memandang manusia seutuhnya
Selain pendekatan-pendekatan diatas, ada pendekatan lain yang memandang manusia dari sudut pandang teologis (agama). Pendekatan dari sudut pandang agama (dalam hal ini saya khususkan agama islam) mengungkapkan:
  1. Pendekatan ini berdasarkan pada teologis islam (tauhid)
  2. Memandang bahwa manusia itu bebas menentukan eksistensi dirinya dalam pemenuhan amanah Allah SWT kepada manusia
  3. Tingkah laku yang diakui pada pendakat ini berupa tingkah laku yang kasat mata dan tidak kasat mata
  4. Manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan
  5. Manusia terdiri dari :
    • Tubuh: Nafsu
    • Jiwa : Akal
    • Ruh: Fuad (hati nurani yang keberadaannya sering tidak didengar) dan Dhobir (yang lebih suci)
  6. Manusia dipercayakan untuk menggantikan tugas-tugas Allah SWT di muka bumi

Sumber:
Catatan mata kuliah Pengantar Psikologi 14/ 09/04

Sabtu, 25 Juni 2011

Ikan Bawal Laut Bumbu Bali

Bahan:
  • 1/2 kg bawal laut (sekitar 4-5 ekor)
Bumbu:
  1. Jeruk nipis (dpt diganti dengan cuka)
  2. Garam
  3. Gula pasir
  4. Kecap manis
  5. 4 lmb daun jeruk
  6. 2 lmb daun salam
  7. 2 btng sereh
  8. 6 buah cabe merah
  9. 8 buah bwng merah
  10. 3 buah bwng putih
  11. 2 buah kemiri
  12. 1/2 buah tomat
  13. 4 ruas kunyit
  14. 2 ruas jahe
  15. Terasi
Cara memasak:
  1. Rendam ikan dengan air, garam, dan jeruk nipis sekitar 10-15 menit
  2. Setelah itu masak hingga matang dan tiriskan
  3. Haluskan cabe (buang bijinya), bawang, tomat, jahe, kunyit, terasi, dan garam, kemudian memarkan batang sereh
  4. Goreng semua bumbu dan tambahkan daun salam, daun jeruk, sedikit air, garam, gula, dan kecap hingga wangi
  5. Setelah matang dan air agak saat (tinggal sedikit), masukan ikan dan aduk hingga rata

Note:
Di sini saya lebih memilih bawal laut dibandingkan dengan bawal darat karena selain rasanya yang lebih gurih bawal laut juga tidak memiliki aroma lumpur yang terkadang masih terasa di bawal darat (ya so pasti karena bawal ini hidup di laut...)
_______________________ Selamat Mencoba _______________________

Faktor-faktor Umum Penyebab Gangguan Jiwa

Gangguan Jiwa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mana kesemuanya saling berkaitan, dengan kata lain kesemuanya secara bersama-sama menjadi penyebab terjadinya gangguan jiwa pada setiap kasus, sehingga hal ini disebut dengan multi-faktorial. Pendekat ini disebut juga dengan pendekatan holistic yang memerlukan penelitian yang mendalam dalam setiap faktornya, sehingga disebut dengan pendekatan eklitik-holistic.

Adapun faktor yang mempengaruhi gangguan jiwa yaitu:
  1. Faktor organo-biologik
    • Genetik (heredity)
      Adanya kromosom tertentu yang membawa sifat gangguan jiwa (khususnya pada skizofrenia).

      Hal ini telah dipelajari pada penelitian anak kembar, dimana pada anak kembar monozigot (satu sel telur) kemungkinan terjadinya skizofrenia persentase tertinggi (86, 2 %), sedangkan pada anak kembar dengan dua sel telur (heterozigot) kemungkinannya hanya 14, 5%.

    • Bentuk tubuh (konstitusi)
      Kretschmer (1925) dan Sheldon (1942), meneliti tentang adanya hubungan antara bentuk tubuh dengan emosi, temperament, dan kepribadian (personality).

      Con:
      Orang yang berbadan gemuk emosinya cendrung meledak- ledak, ia bisa lompat kegirangan ketika mendapat hal yang menyenangkan baginya dan sebaliknya.

    • Terganggunya otak secara organik
      Con:
      Tumor, trauma (bisa disebabkan karena gagar otak yang pernah dialami karena kecelakaan), infeksi, gangguan vaskuler, gangguan metabolisme, toksin dan gangguan cogenital dari otak

    • Pengaruh cacat cogenital
      Con:
      Down Syndrome (mongoloid)

    • Pengaruh neurotrasmiter
      Yaitu suatu zat kimia yang terdapat diotak yang berfungsi sebagai pengantar implus antar neuron (sel saraf) yang sangat terkait dengan penelitian berbagai macam obat-obatan yang bekerja pada susunan saraf

      Con:
      Perubahan aktivitas mental, emosi, dan perilaku yang disebabkan akibat pemakaian zat psikoaktif

  2. Faktor psikologik
    Faktor psikologik disini dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
    1. Hubungan intrapersonal
      • Inteligensi
      • Keterampilan
      • Bakat dan minat
      • Kepribadian
        Salah satu hal yang terpenting yang tidak jarang bereaksi secara patologis disini adalah faktor dari kepribadian individu itu sendiri, hal ini disebabkan karena pengaruh dalam perkembangannya berlaian bagi setiap individu, sehingga terkadang pola penyesuaiannya berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.

    2. Hubungan interpersonal
      • Interaksi antara kedua orang tua dengan anaknya
      • Orang tua yang overprotektif
      • Orang tua yang terlalu sibuk dengan dunianya sendiri
      • Peran ayah dalam keluarga
      • Persaingan antar saudara kandung
      • Kelahiran anak yang tidak diharapkan

  3. Faktor sosio-budaya dan agama
    • Pengaruh rasial
      Con:
      Adanya pengucilan pada warga berkulit hitam di negara Eropa

    • Golongan minoritas
      Con:
      Pengucilan terhadap seseorang atau sekelompok orang yang menderita penyakit HIV

    • Masalah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat

    • Masalah ekonomi
      Con:
      Karena selalu hidup dalam kekurangan seorang ibu menganiyaya anaknya

    • Masalah pekerjaan

    • Bencana alam

    • Perang
      Con:
      karena perang yang berkepanjangan seorang anak menjadi stress

    • Faktor agama atau religius baik masalah intra agama ataupun inter agama

      Con:
      Perasaan bingung dalam keyakinan yang dialami seorang anak karena perbedaan keyakinan dari orang tuanya

Sumber:
Diktat Psikologi Abnormal, 2007

Kamis, 23 Juni 2011

Pengertian Psikologi Abnormal/ Psikopatologi

Psikolgi abnormal adalah suatu cabang dari psikologi yang mempelajari tentang prilaku yang abnormal (abnormal behavior), khususnya yang berkaitan dengan patologis yang disebut juga sebagai gangguan prilaku (behavior disorder).

Abnormal itu sendiri berarti prilaku yang menyimpang dari normal. Dimana standar prilaku normal itu sendiri bervariyasi, misalnya perbedaan kultur atau budaya, di indonesia meludahi orang lain berarti berprilaku tidak sopan, namun di belahan dunia lain meludahi orang yang baru datang berarti menyambutnya dan sebagainya. Namun dari pengertian tersebut, prilaku yang abnormal tidak serta merta dianggap patologis.

Menurut Szasz, prilaku seseorang dianggap patologis apabila pola prilaku yang telah dipelajarinya secara minimal sekalipun tidak mampu memenuhi apa yang diharapkan oleh masyarakatnya (socially maladjusted).

Dalam buku Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) edisi ke III, yang merujuk pada buku Diagnostic and Statistic Manual (DSM) edisi IV, dan juga The ICD- 10 Classification of Mental and Behavioral Disorders, yang dimaksud dengan gangguan jiwa adalah Mental disorder is conceptualized as clinically significant behavioral or psychological syndrome or pattern that occurs in an individual and that is associated whit present distress (eg., a painful sympton) or disability (ie., impairment in one or more important areas of functioning) or with a significant increased risk of suffering death, pain, disability, or important loss of freedom.

Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep gangguan jiwa itu meliputi adanya gejala klinis yang bermakna berupa sindrom perilaku atau sindrom psikologik, gejala klinis tersebut menimbulkan penderitaan (distress), dan menimbulkan disabilitas (disability; misalnya tidak bisa makan sendiri, tidak bisa mandi sendiri).

Sumber:
Diktat Psikologi Abnormal, 2007

Rabu, 22 Juni 2011

Program Persiapan Kepemimpinan (Talent Management)

Manusia sebagai makhluk individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik itu bakat, minat, kemampuan, maupun kepribadiannya. Dari perbedaan inilah mereka dipertemukan dalam suatu tempat yang menuntut adanya kehidupan yang harmonis dan maju. Begitu pula halnya dengan perusahaan, dimana ia membutuhkan individu yang memiliki jiwa kepemimpinan yang akan membawanya untuk tetap eksis dan berkembang.

Dari sinilah sebuah perusahan membuat suatu program persiapan kepemimpinan atau sering juga di sebut dengan "Talent Management" untuk menghasilkan individu atau sekelompok orang yang memiliki jiwa kepemimpinan yang sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Program persiapan kepemimpinan atau "Talent Management" merupakan suatu program khusus perusahaan untuk menyiapkan kader pemimpin perusahaan di masa yang akan datang. Dimana program ini dilakukan secara sistematis untuk memastikan keberlangsungan pengisian jabatan- jabtan kunci di perusahaan ataupun guna mencetak individu yang mempunyai jiwa kepemimpinan melalui usaha pengembangan kompetensi yang dipadukan dengan rencana karir seorang pegawai sejalan dengan sistem pengembangan karir di perusahaan tersebut.

Talent yang dimaksud disini terdiri dari semua pegawai di suatu perusahaan dengan kriteria tertentu sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Dimana kelompok kecil dari talent dinamakan dengan kandidat, yang mana mereka harus memiliki jiwa kepemimpinan, baik untuk jabatan manajerial, kapakaran, dan keteknisan; memiliki kinerja yang sangat baik; menjadi inovator dan motivator bagi lingkungannya; mau dan mampu mewujudkan visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan.

Para kandidat ini meraih prestasi yang tinggi dibidangnya bukan hanya karena adanya bakat, peluang, dukungan, dan pelatihan, namun juga adanya practicing atau mengasah bakat, keunggulan, dan kelebihan alamiah yang ada pada dirinya. Sehingga mereka berpeluangan menjadi pemimpin dibidangnya.


Sumber:
Budiarto, Djoko, dkk. 2007. Pedoman Program Persiapan kepemimpinan (talent Management). Jakarta: PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali

Minggu, 19 Juni 2011

Tugas-tugas Perkembangan Menurut Havighurst

Tugas perkembangan menurut Havighurt adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu. Apabila individu tersebut berhasil mencapai tugas perkembangannya di periode tersebut maka ia akan bahagia, namun sebaliknya bila ia tidak mencapai atau gagal pada tugas perkembangannya maka ia akan kecewa dan dicela oleh orang tua atau masyarakatnya, selain itu ia juga akan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas perkembangan di fase berikutnya.

Yang menjadi sumber dari tugas-tugas perkembangan menurut Havighurt adalah:
  1. Kematangan fisik
  2. Tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai
  3. Aspirasi individu

Adapun tugas- tugas perkembangan menurut Havighurt adalah:
  • Masa bayi dan anak kecil
    1. Belajar berbicara
    2. Belajar berjalan
    3. Belajar makan- makanan padat
    4. Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh,

      Con:
      BAK dan BAB
    5. Mencapai stabilitas fisiologik
    6. Belajar membentuk pengertian yang sederhana mengenai realitas fisik dan sosial
    7. Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang lain di luar dirinya
    8. Belajar mengetahui mana yang benar dan mana yang salah
    9. Belajar mengembangkan kata hati/ hati nurani

  • Masa anak sekolah
    1. Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh

      Con:
      Mencuci tangan dan kaki sebelum tidur
    2. Belajar membebaskan diri dari ketergantungan

      Con:
      Tidak perlu diantarkan sekolah oleh orang tua
    3. Belajar peranan jenis kelamin
    4. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari

      Con:
      Mencium tangan dan memberi salam selum berangkat dan pulang sekolah
    5. Belajar ketangkasan fisik untuk bermain
    6. Belajar bergaul dengan teman sebayanya
    7. Mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan lembaga-lembaga

      Con:
      Tidak takut jika harus pergi kesekolah
    8. Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung
    9. Mengembangkan kata hati, moralitas, dan skala-skala nilai

      Con:
      Hormat kepada orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih kecil darinya.

  • Masa Remaja
    1. Menerima keadaan jasmani dan menggunakannya secara efektif
    2. Menerima peran jenis kelamin sebagai pria dan wanita
    3. Blajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak pria
    4. Mengembangkan skala nilai
    5. Menginginkan dan mencapai prilaku sosial yang bertanggung jawab

      Con:
      Jika ia berbuat salah maka harus mengakui kesalahannya dan berjanji untuk tidak melakukannya di masa yang akan datang
    6. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
    7. Secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang lebih adekuat
    8. Persiapan mandiri secara ekonomi

      Con:
      Mulai menabung untuk keperluannya sendiri sehingga tidak perlu selalu meninta dari orang tua
    9. Pemilihan dan latihan jabatan, misalnya sudah mulai merancang masa depannya ingin menjadi apa dan harus bagaimana untuk menuju tujuan karir dan hidupnya
    10. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
  • Masa dewasa awal
    1. Menerima atau mengambil tanggung jawab warga negara

      Con:
      Ikut mensukseskan pemilihan umum dengan cara berpartisipasi mencoblos calon kepala daerah atau negara yang sesuai dengan hati nuraninya.
    2. Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan untuk dirinya
    3. Memulai bekerja
    4. Memilih pasangan hidup
    5. Memulai membentuk keluarga
    6. Mengelola atau mengemudikan rumah tangga
    7. Belajar hidup dengan suami atau istri
    8. Mengasuh anak

  • Masa dewasa madya/ masa usia maya
    1. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis

      Con:
      Menyadari bahwa tubuhnya tidak sebugar dulu sehingga mulai mengurangi pekerjaan yang berat
    2. Mencapai tanggung jawab soosial dan warganegara secara penuh
    3. Mengembangkan kegiatan-kegiatan untuk mengisi waktu senggang dengan dewasa

      con:
      Mengikuti pengajian di hari minggu
    4. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagia individu
    5. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan di dalam karir pekerjaan
    6. Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia

      Con:
      Memberikan masukan dan pembelajaran bagaimana menjadi orang yang sukses di dalam karir kepada anaknya
Nah... berdasarkan paparan diatas, maka kita selaku orang tua atau yang akan menjadi orang tua, hendaklah lebih bijak menyikapi tumbuh kembang anak terlebih kita harus sudah menyikapinya semenjak dalam kandungan karena dalam proses-proses awal inilah terbentuk pertumbuah dan perkembangan yang pesat agar mereka dapat menjalankan tugas-tugas perkembangan sesuai periode usianya dan menjadi pribadi yang tangguh dikemudian hari.

Sumber:
Sabri, M. Alisuf. 1993. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Sup Jagung Tuna

Bahan:
  1. 2 butir telur
  2. 1/16 kg ikan tuna
  3. 1 buah jagung manis (dipipil)
Bumbu:
  1. Jeruk nipis
  2. Garam
  3. Penyedap rasa
  4. 1 sdk mentega
  5. 4 ruas jahe
  6. 4 buah bwg putih
  7. 1 buah bawang bombai
  8. Air
  9. Daun bawang secukupnya
Cara Memasak
  1. Cocok telur.
  2. Rendam tuna dengan garam dan jeruk nipis kurang lebih 20-30 menit
  3. Masukan 1 ruas jahe kedalam air rebusan dan rebus tuna kira-kira 5 menit setelah itu siwir-siwir.
  4. Geprek dan dicincang bawang putih dan 3 ruas jahe.
  5. Cincang bawang bombai kemudian tumis bersama bawang putih, jahe, mentega, dan garam.
  6. Setelah bumbu harum, angkat dan masukan kedalam rebusan air.
  7. Masukan jagung, setelah agak matang masukan ikan, penyedap rasa, dan telur.
  8. Aduk semua hingga mengental.
  9. Sebelum diangkat, masukan daun bawang, setelah layu, angkat dan sajikan.

----------------------- Selamat Mencoba ------------------------------

Tuna Goreng Origano Lada Hitam

Ikan tuna merupakan salah satu ikan laut yang memiliki nilai gizi yang tinggi namun yang tidak begitu suka bau anyir dari ikan ini, kita dapat mensiyasatinya dengan cara menggorengnya. Sebut saja Tuna goreng Origano Lada Hitam, salah satu menu yang cukup sederhana dan tidak kalah nikmatnya dengan masakan resto di luar sana. Mau tahu cara membuatnya??

Bahan:
  • 1/8 kg tuna (cukup untuk 2 orang)
Bumbu:
  1. Origano
  2. Lada hitam
  3. Jeruk nipis
  4. Garam
  5. 1 butir telur ayam
  6. 1 sendok mentega
Cara Memasak:
  1. Iris/ fillet tuna dengan ketebalan 1/2 - 1 cm lalu rendam dengan garam dan jeruk nipis selama kurang lebuh 20-30menit.
  2. Kocok telur dan beri sedikit garam
  3. Lumuri tuna ke dalam kocokan telur, kemudian origano dan lada hitam hingga merata dan tekan-tekan sebentar.
  4. Goreng hingga matang dan sajikan.

Note:
Untuk pelengkap bisa ditambahkan dengan kentang goreng dan saos.


______________________ Selamat Mencoba _____________________

Sabtu, 18 Juni 2011

Senin, 13 Juni 2011

Nasi Goreng Pelangi

Membuat makanan simpel tapi tetap enak di pagi hari pasti sangat diinginkan oleh siapa saja yang memiliki rutinitas yang padat. Nah.. kali ini saya mencoba membuat "Nasi Goreng Pelangi", walaupun namanya mungkin telah banyak digunakan tapi untuk soal bumbu boleh diadu.. mari kita mencoba membuatnya...

Bahan:
  • 2 piring nasi (untuk 3-4 porsi)
Bumbu:
  1. 5 siung bawang merah
  2. 2 siung bawang putih
  3. 2 buah cabe merah
  4. 1/16 paprika hijau ukuran besar
  5. 2 ruas kunyit
  6. Garam
  7. 1 butir telur
Cara memasak:
  1. Paprika potong dadu
  2. Iris bawang, cabe, dan kunyit, kemudian tumis bersama paprika
  3. Setelah bumbu wangi masukan telur, aduk hingga rata
  4. Masukan nasi dan beri garam secukupnya, setelah matang angkat dan sajikan

-------------- Selamat Mencoba -----------------

Tumis Jamur Merang sambal Paprika

Menu kita kali ini terbuat dari bahan dasar jamur merang...
Yup... siapa yang tidak kenal dengan jamur jenis ini, bentuknya bulat dan berwarna abu-abu.
Jamur merang atau dalam bahasa Aceh disebut dengan kulat jeramoe ini banyak dibudidayakan di daerah Asia Timur dan Tenggara yang beriklim tropis atau subtropis.

Kandungan protein jamur ini pada 100 gr segarnya terkandung sekitar 3,2 gr protein, jumlah ini akan bertambah menjadi 16 gr jika jamur berada dalam keadaan kering. Selain itu, jamur juga memiliki kandungan kalsium dan fosfor cukup tinggi, 51 mg dan 223 mg, dan mengandung 105 kj kalori, dengan kandungan lemak rendah, 0,9 gr.

Hui... mantap bukan kandungan gizinya??? nah.. selain nilai gizinya yang tinggi jamur ini akan kita masak dengan olahan yang sederhana namun pastinya juga nikmat.. "Tumis Jamur Merang sambal Paprika"....

Bahan:
  • 1/4 Kg jamur merang
Bumbu:
  1. 1 buah paprika hijau ukuran sedang
  2. 4 siung bawang merah
  3. 2 siung bawang putih
  4. 1 buah tomat ukuran kecil
  5. Kecap secukupnya
  6. Garam
  7. Gula
  8. Air
cara memasak:
  1. Belah jamur menjadi 2 atau 4 bagian
  2. Iris paprika, bawang, dan tomat, kemudian tumis hingga wangi
  3. Masukan jamur, kecap, garam, gula, dan beri sedikit air. masak hingga masak dan sajikan
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Jamur_merang

---------------- Selamat Mencoba --------------

Kriteria Abnormalitas Menurut Coleman

Coleman, dalam Winkel 1991, membagi beberapa kriteria untuk menentukan atau mengukur abnormalitas pada diri seseorang yang antara lain terdiri dari:
  1. Penyimpangan dari norma statistik
    Yang di maksud abnormal disini adalah setiap hal yang luar biasa, tidak lazim, atau secara harfiah disebut sesuatu yang luar biasa.

    Abnormal dari norma statistik dapat ditunjukan memalui kurva normal, dimana bila seseorang berada di nilai rata-rata baik ke arah kiri (kurang) ataupun ke arah kanan (lebih). Namun penyimpangan abnormal dengan norma statistik ini tidak sesuai apabila kita menggunakannya pada tes Inteligensi, karena seseorang yang idiot (arah kiri) tidak sama dengan orang yang genius (kanan).

  2. Ketidakmatangan
    Pada kriteria ketidakmatangan, seseorang dapat dikatakan abnormal apabila prilakunya tidak sesuai dengan tingkat usianya dan tidak selaras dengan situasi, namun permasalahannya sulit menentukan batasan antara ketidak pantasan dengan ketidakmatangan.

  3. Gejala "salah suai" (maladjustment)
    Abnormalitas disini sipandang sebagai ketidakefektifan seseorang dalam menghadapi, menanggapi atau melaksanakan tuntutan dari linkungan fisik dan sosialnya maupun yang bersumber dari berbagai kebutuhannya sendiri.

    Kriterian abnormal ini dianggap bersifat negatif karena tidak memperhitungkan fakta bahwa seseorang dapat berpenyesuaian baik tanpa memanfaatkan dan mengembangkan kemampuan-kemampuannya.

  4. Penyimpangan dari norma sosial
    Seseorang dikatakan abnormal pada kriteria ini apabila ia tidak patuh atau tidak sejalan dengan norma sosial (nonknformitas). Jadi sesuatu yang umum atau lazim baru disebut normal (ralativisme budaya).

  5. Tekanan batin
    Abnormalitas disini dapat berupa perasaan cemas, depresi atau sedih, dan atau perasaan bersalah.

    Namun kriteria ini bukan patokan yang baik antara abnormal dan normal, karena wajar bila seseorang merasakan sedih bila ditinggal mati oleh orang yang disayanginya. Walaupun begitu, kriteria ini sesuai bila seseorang mengalami tekanan batin yang tidak berkesudahan (kronik) yang mengindikasikan ada sesuatu yang tidak beres.
Dari kriteria diatas, terlihat bahwa sulit menentukan batasan tegas antara abnormal dan norma. Dan dengan menyadari kekuranga-kekurangan dari kriteria tersebut maka Coleman, Butcher dan Carson (1980) akhirnya haya menggunakan dua kriteria dalam membedakan seseorang yang abnormal dan normal yaitu:
  1. Abnormalitas sebagai penyimpanagan dari norma maasyarakat.
  2. Normalitas dalam arti apa saja yang bersifat maladatif yang berarti apa saja yang tidak menunjukan kesejahteraan bagi individu yang meliputi kebahagiaan (survival) dan aktualisasi diri.
Sumber:
Supratiknya, A. 1995. Mengenal Prilaku abnormal. Yogyakarta: Kanisius.

Minggu, 12 Juni 2011

Ciri-ciri orang yang sehat-normal

Secara umum, seseorang dapat dikatakan sehat-normal apabila ia menunjukan beberapa ciri prilaku pada beberapa aspek atau bidang penyesuaian diri yang antara lain:
  1. Sikap terhadap diri sendiri
    Prillaku yang ditunjukan biasanya:
    • Memiliki penilaian yang realistik terhadap kelebihan ataupun kekurangan yang ada pada dirinya
    • Menunjukan penerimaan diri
    • Memiliki jati diri yang positif

    Con:
    Walaupun A memiliki wajah yang dapat dikatakan tidak cantik, namun ia tidak pernah menginginkan merupah bentuk wajahnya seperti orang lain dengan oprasi plastik.

  2. Persepsi terhadap realitas
    Prillaku yang ditunjukan biasanya:
    • Memiliki pandangan yang realitas terhadap diri maupun dunia di luar dirinya

  3. integrasi
    Prillaku yang ditunjukan biasanya:
    • Berkepribadian utuh, bebas dari konflik-konflik batin yang melumpuhkan, memiliki toleransi yang baik terhadap stress.

    Con:
    Walaupun A pernah disakiti oleh B karena B menikah dengan C, namun itu tidak membuat A membenci semua kaum seperti B.

  4. Kompetensi
    Prillaku yang ditunjukan biasanya:
    • Memiliki kompetensi-kompetensi fisik, intelektual, emosional, dan sosial yang memadai untuk mengatasi berbagai problem hidup.

    Con:
    Walaupun A patah hati, ia tidak pernah berfikir untuk bunuh diri karena menurutnya masih banyak orang yang menyayanginya.

  5. Otonomi
    Prillaku yang ditunjukan biasanya:
    Memiliki kemandirian, tanggung jawab dan penentuan diri (self-determination, self- direction) yang memadai disertai kemampuan yang cukup untuk membebaskan diri dari bebagai pengaruh sosial.

    Con:
    Walaupun bayak teman A yang menggunakan narkoba, tetapi A tidak terpengaruh untuk mencoba memakai narkoba

  6. Pertumbuhan aktualisasi diri
    Prillaku yang ditunjukan biasanya:
    • Menunjukan kecendrungan ke arah yang semakin matang, berkembang kemampuannya, dan mencapai pemenuhan diri sebagai pribadi.

    Con:
    A berusaha untuk menjadi pribadi yang dapat menerima permasalahan yang dihadapi dengan lapang dada dan berusaha berfikir lebih dewasa sehingga tidak ada dendam ataupun kekecewaan yang dapat membuatnya putus asa.




Sumber:
Supratiknya, A. 1995. Mengenal Prilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius.

Definisi Normal dan Abnormal

Istilah normal dan abnormal sesungguhnya sulit untuk dirumuskan, hal ini dikarenakan oleh:
  1. Sulitnya menemukan model manusia yang ideal atau sempurna untuk dikatan normal ataupun abnormal
  2. Tidak ada batasan yang tegas antara prilaku yang dikatan normal ataupun abnormal
Walaupun istilah normal-abnormal sulit dirumuskan namun beberapa ahli mencoba untuk mendefinisikannya seperti:
  1. Menurut WHO, seseorang dapat dikatakan sehat apabila suatu keadaaan kesejahteraan fisik, mental, sosial secara penuh bukan hanya tidak adanya penyakit atau keadaan lemah tertentu.

  2. Kesehatan mental menurut H. B. Englis adalah keadaan yang relatif tetap dimana seseorang menunjukan penyesuaian, atau aktualisasi diri, atau realisasi diri. Kesehatan mental ini menurutnya juga merupakan keadaan yang positif bukan hanya ketidak adaannya atau absennya gangguan mental.

  3. Kesehatan mental menurut W.W Boehm meliputi suatau keadaan dan taraf keterlibatan sosial yang diterima oleh orang lain dan memberikan kepuasan bagi orang yang bersangkutan.

  4. Menurut Ulmann dan Krasner (1980), tingkah laku manusia tidak dapat dilihat secara dikotomis sebagai normal atau tidak normal, tetepi harus dilihat dalam hubungannya dengan suatu prinsip, dimana tingkah laku merupakan suat hasil dari keadaan masa lalu dan kini.

    Menurut mereka, definisi abnormal dapat pula dilihat dari sisi hukum (legal), yang mana menghubungkan tingkah laku seseorang dengan kompetensi, tanggung jawab atas perbuatan kriminal, serta komitmen, dimana kesemuanya digunakan untuk menentukan apakah seseorang harus dimasukan kedalam RSJ, penjara, institusi khusus atau tidak.

    Selanjutny tingkah laku abnormal menurut Ulmann adalah sejenis tingkah laku yang menyimpang (deviance) yang memerlukan perhatian profesional dari psikiater, psikolog, atau tenaga profesional lain dari bidang kesehatan jiwa.


  5. William Gladstone (1978), membuat kriteria normal berdasarkan 7 aspek tingkah laku penyesuaian diri yaitu;
    1. Ketegangan
    2. Suasana hati
    3. Pemikiran
    4. Kegiatan (Aktivitas)
    5. Organisasi diri
    6. Hubungan antar manusia
    7. Keadaan fisik

      Dari 7 aspek tersebut dibuat lagi 5 tingkatan penyusuaian diri yang masing-masing diberi skor dari 10-50. Adapun tingkat penyesuain diri menurutnya, yaitu:
    • Normal
    • Darurat
    • Neurotik (Neurotik Coping Style)
    • Kepribadian atau karakter neurotik
    • Gangguan berat
Dari definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang dikatakan normal atau sehat adalah ketika ia memiliki keadaan yang positif yang ditandai dengan dapat menyesuaikan diri baik terhadap fisik, mental, serta hubungan dirinya dengan lingkungan sosialnya, sehingga tercipta perasaan puas dan bahagia.

Sumber:
Supratiknya, A. 1995. Mengenal Prilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius.
Slamet I.S., Suprapti dan Sumarmo Markam. 2005. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: UI-PERSS.

Kamis, 09 Juni 2011

Terong Goreng Bumbu Kacang Balado

Pernah makan terong di baladokan? wis... enak. Kalau terong bumbu kacang??? wenak... gurih...
Tapi pernah tidak mencoba kombinasi keduanya?

Yup... kali ini mari kita mencoba mengkombinasi keduanya dengan tambahan beberapa bahan baru seperti daun kemangi dan bawang bombai. Selain gurih, aroma bawang bombai dan kemangi yang khas juga sangat terasa sehingga bukan hanya tekstur dari terung ungu yang menggoda tapi juga aromanya dapat menbangkitakan selera makan apalagi jika disajikan selagi hangat.

Bahan:
  1. 6 buah terong Ungu (untuk 5- 6 orang)
  2. Segenggam Kemangi
Bumbu:
  1. 7 buah cabe merah
  2. 6 buah cabe rawit
  3. 3 siung bawang putih
  4. 6 siung bawang merah
  5. 2 siung bawang bombai ukuran kecil (atau 1 buah ukuran sedang)
  6. 1 buah tomat ukuran sedang
  7. 2 sdk mkn kacang tanah
  8. 3 lembar daun salam
  9. Garam
  10. Gula putih
Cara membuat:
  1. Iris terong menjadi 4 atau 6 bagian kemudian masak hingga kuning kecoklatan
  2. Goreng kacang tanah hingga kekuningan kemudian haluskan bersama cabe, bawang, tomat, dan garam.
  3. Iris melintang bawang bombai kemudian tumis bersama bumbu yang dihaluskan dan beri garam dan gula secukupnya.
  4. Setelah bumbu masak masukan terong dan kemangi, aduk hingga rata kemudian angkat dan sajikan
Note:
Jika menginginkan tekstur yang menarik anda dapat menggunakan terong ungu namun terong ini sedikit lebih lembek dibandingkan dengan terong hijau. Namun bila menginginkan terong yang agak empuk anda dapat menggunakan terong hijau tapi warna tampak terlihat pucat karena kombinasi yang digunakan adalah kemangi yang memiliki warna yang serupa.


-------------------- Selamat Mencoba --------------------

Selasa, 07 Juni 2011

Pengertian Psikologi Klinis

Psikologi klinis merupakan salah satu bidang psikologi terapan yang menggunakan konsep psikologi abnormal, patologi dan kepribadian, perkembangan, serta prinsip-prinsip dalam asesmen dan intervensi, untuk dapat memahami dan memberi bantuan bagi siapa saja yang mengalami permasalahan psikologis, gangguan penyesuaian diri, dan tingkah laku abnormal.

Contoh permasalahan:
  1. Tidak memiliki penilaian yang realistik terhadap kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.
    Con:
    Sering kali melakukan oprasi wajah dan bentuk tubuh lainnya karena merasa kurang cantik

  2. Memiliki tekanan batin yang tidak berkesudahan (kronik).
    Contoh:
    Pada kasus pemerkosaan, taruma akibat gempa, gunung meletus, sunami, ditinggal mati oleh orang yang dikasihi dan lainnya.

  3. Memiliki prilaku yang tidak sesuai pada usianya.
    Con:
    Umur 35 tahun tapi prilaku seperti anak umur 13 tahun

  4. Seseorang yang terlanjur mempelajari bentuk-bentuk prilaku yang maladaptif.
    Con:
    Seorang anak yang tumbuh agresif karena meniru prilaku orang tuanya atau tekanan yang timbul akibat ketidak harmonisan dalam rumah tangga

  5. Seseorang yang mengalami mania disertai delerium (kekacauan mental), dimana orang tersebut biasanya memiliki prilaku yang kacau, bengis, liar, tidak punya rasa malu; pikkirannya kacau dan mengalami delusi; berjalan mondar-mandir, berteriak-teriak, dan terkadang bernyanyi-nyanyi; mengacungkan tangan berhari-hari; terkadang tidak mau makan tapi ketika ia lapar ia dapat memakan habis apapun yang diketemukannya.

  6. dan sebagainya.
Psiologi klinis dapat diartikan secara sempit maupun luas:
  1. Psikologi klinis sering diartikan secara sempit oleh kalangan dokter. Secara sempit, tugas dari psikologi klinis adalah mempelajari seseorang maupun sekelompok orang yang mengalami abnormal atau subnormal dimana tugas utamanya adalah menggunakan tes yang merupakan bagian integral dalam suatu pemeriksaan klinis yang biasanya dilakukan di RS.
  2. Secara luas, psikologi klinis merupakan suatu bidang psikologi yang membahas dan mempelajari kesulitan-kesulitan serta rintangan-rintangan emosional pada manusia, tidak memandang apakan orang tersebut abnormal atau subnormal.

    Psikologi klinis menurut Phares (1992) merupakan suatu bidang yang membahas tentang kajian, diagnosis, dan penyembuhan (treatment) terhadap permasalahan psikologis, gangguan (disorders) atau tingkah laku abnormal.
Sumber:

Slamet I.S, Suprapti & Sumarmo Markam. 2005. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: UI- Press.
Supratiknya, A. 1995. Mengenal Prilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius.


Entri Populer