Sesungguhnya tidak ada yang mempunyai ingatan yang lemah karena semua itu adalah kemampuannya untuk menggoorganisasikan otaknya, hanya saja ingatan yang lemah dapat disebabkan karena kelainan dalam pemprosesan informasi. Dan semakin banyak tidur, maka semakin sulit kita mengkinerjakan otak karena kita banyak menghirup zat asam disaat tidur.
Menurut Irwanto dalam bukunya Piskologi Umum, lupa merupakan suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan kembali untuk digunakan. Ada lima macam teori tentang lupa yang akan kita bahas, adapun teori tersebut yaitu:
- Decay theory
Teori ini beranggapan bahwa memori akan semakin aus dengan berlangsungnya waktu bila tidak diulang kembali (rehearsal). Atau secara sedehananya kita akan lupa bila kita tidak mengingat-ingat atau mengulang kembali sesuatu - Interference theory
Terjadinya lupa dapat disebabkan karena:- Terjadinya penumpukan memori
- Terpengaruhnya atau tercampurnya informasi yang satu dengan informasi yang lainya. Terpengaruh atau tercampurnya informasi dapat dibedakkan menjadi dua, yaitu:
- Interferensi retroaktif:
Informasi yang baru menyebabkan susahnya kita mengingat informasi yang lama - Interferensi proaktif
Dimana informasi yang sudah tersimpan di memori jangka panjang mempersulit masuknya informasi yang baru
- Interferensi retroaktif:
- Retrieval failure
Teori ini beranggapan bahwa lupa atau kegagalan mengingat disebkan karena kurang memadainya petunjuk - Motivated forgetting
Menurut teori ini, hal-hal yang tidak menyenangkan cendrung untuk dilupakan - Gangguan fisiologis
Selain empat teori diatas, gangguan fisiologis ternyata juga dapat menyebabkan seseorang menjadi lupa, misalnya pada orang yang terkena amnesia, dimana lupa dapat terjadi karena adanya gangguan pada engram (perubahan fisik di bagian otak yang disebabkan olah faktor-faktor biokimiawi otak).
Amnesia dapat dibagai menjadi dua, yaitu:- Amnesia retrogad
Lupa akan informasi yang telah lalu - Amnesia anterograd
Lupa akan informasi yang baru saja diterima
- Amnesia retrogad
- Retrieval atau melakukan pengulangan
Con:
Agar tidak lupa dengan perkalian Ana mencoba belajar berhitung tentang perkalian kembali - Ketika kita ingin mengkoorganisasikan otak kita, maka agar mudah kita harus mengaitkan sesuatu dengan konteks-konteks tertentu, seperti ruang, tempat, perasaa, nama dll. Atau secara sederhanya peristiwa tertentu kita beri arti agar mudah mengingat
Con:
Pelangi terjadi setelah turun hujan. - Mengkoorganisasikan informai sedemikian rupa sehinga dapat diingat kembali misalnya dengan menggunakan jembatan keledai dan Jost
Con:- Jembatan keledai: TNI (Tentara Nasional Indonesia)
- Teknik jost: 12 x 1 lebih baik daripada kita harus menyebutnya 1 x 12
untuk mengingatkan teori mengenai memori silakan klik di:
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2011/07/sistem-memori-pada-manusia.html
Sumber:
Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Prenhallindo
Catatan "Pengantar Psikologi" Jakarta: 2005
Terima kasih banyak ilmunya. :)
BalasHapusia sama2
HapusSangat membantu
BalasHapus