Sabtu, 28 Mei 2011

Sambal Bakar Jahe

Menu ini saya dapatkan dari ayah saya yang senang sekali dengan makanan laut. Beliau hampir membuat sambal kecep yang ditambah dengan jahe. Aroma jahe jelas sangat terasa, hangat ditenggorokan. Namun ada bahan lain yang saya tambahkan yaitu daun jeruk yang semakin menambah aroma. Berikut menunya:

Bumbu:

* 10 buah cabe rawit
* 5 buah cabe merah
* 6 siung bawang merah
* 5 ruas jahe
* 1 buah tomat
* 2 lembar daun jeruk
* 1 buah jeruk limo
* Kecap secukupnya

Cara membuat sambal:
  1. Cabe, bawang, dan tomat dipotong dadu
  2. Iris daun jeruk dan jahe
  3. Campur bumbu tersebut dengan kecap dan jeruk limo, aduk hingga rata dan hidangkan bersama ikan bakar maupun goreng.
Note:
  1. Resep tersebut bukan hanya enak untuk hidangan ikan bakar tapi juga cocok untuk ikan goreng
  2. Untuk ikannya bisa menggunakan ikan mujair, kerapu, gurame, bawal, kue dan ikan lainnya sesuai selera

____________________ Selamat Mencoba _________________

Kamis, 26 Mei 2011

Kembung Goreng Sambal Bakar Jahe

Ikan laut yang satu ini sering kita jumpai di kedai-kedai makan. Dan terkadang menu yang disajikan hanya digoreng ataupun di bumbu kuning. Oleh karena itu saya mencoba membuat resep yang sederhana dan mudah, namun tetep menggugah selera dengan aroma jahe yang khas dan buah tomat yang segar, serta bumbu-bumbu lain yang meresap di dalamnya.

Bahan:
  • 1 kl ikan kembung (sekitar 5-6 ekor ukuran sedang)
Bumbu halus:
  • 2 siung bawang putih
  • 1 sdk mkn ketumbar
  • 1/2 sdk mkn lada
  • 1 ruas jahe
  • 1 ruas kunyit
  • Garam
Bumbu rajang:
  • 10 buah cabe rawit
  • 5 buah cabe merah
  • 6 siung bawang merah
  • 5 ruas jahe
  • 1 buah tomat
  • 2 lembar daun jeruk
  • 1 buah jeruk limo
  • Kecap secukupnya
Cara membuat ikan goreng:
  1. Lumuri ikan dengan bumbu yang telah dihaluskan, kemudian rendam sekitar 15-20 menit
  2. Setelah itu goreng hingga matang
Cara membuat sambal:
  1. Untuk sambalnya; potong dadu cabe, bawang, dan tomat, kemudian iris daun jeruk dan jahe.
  2. Aduk rata rajangan tersebut kemudian tambahkan perasan jeruk limo dan kecap secukupnya.
  3. Sajikan ikan beserta sambalnya.

Note:
  • Sambal bisa ditaburkan bersama ikan ataupun di cocol.
  • Ikan dapat diganti dengan ikan lain seperti gurame, mujair, bawal, kerapu dan lainnya sesuai selera.

------------------------Selamat Mencoba --------------------------

Selasa, 24 Mei 2011

Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget

Jean Piaget merupakan biolog psikolog kelahiran Swiss tahun 1896 -1980. Ia merupakan salah satu tokoh yang banyak meneliti tentang masalah kognitif atau kemampuan berfikir yang mana teorinya bayak dijadikan acuan bagi para psikolog hingga saat ini.

Adapun perkembangan kognitif menurutnya dibagi menjadi empat tahap yaitu:
  1. Tahap Sensori Motor (0 - 2 tahun)
    Pada tahap ini perkembangan anak lebih bersifat motorik dan lebih merupakan latihan dari schema yang sudah ada seperti:

    • Mengisap
    • Menggenggam
    • Prilaku sederhana seperti berlari dan berjalan

    Setelah enam bulan sebelum masa ini (sekitar 18- 24 bulan), anak mulai bisa melakukan operations dimana pada bulan-bulan tersebut dianggap sebagai timbulnya kemampuan berfikir yang sebenarnya.

  2. Tahap Pra-operasional (2- 7 tahun)
    Pada tahap ini anak sudah bisa melakukan representatif simbolis yang ia dapatkan dari rangsangan-rangsangan melalui indranya.

    Tahapan pra-operasional ini dibagi menjadi dua bagian yaitu:
    1. Masa prakonseptual (2-4 tahun)
      Masa prakonseptual ditandai dengan pola pikir egosentris dimana anak melihat dunia hanya dalam hubungan dengan dirinya sendiri.

      Pola pikir pada tahap ini dibagi menjadi dua yaitu:
      • Penalaran transduktif
        • Penalaran dimana anak menarik kesimpulan pada suatu peristiwa tertentu.

          con:
          Ketika anak melihat bebek peliharaannya bertelur maka ia beranggapan bahwa setiap binatang pasti bertelur

        • Atau penalaran dimana anak menarik kesimpulan pada ciri-ciri objek tertentu.

          con:
          Motor dan sepeda itu sama karena bannya ada dua

      • Penalaran sinkretik
        Penalaran jenis ini terjadi bila anak mulai selalu mengubah-ubah kriteria klasifikasinya.

        con:
        Pada mulanya seorang anak mengelompokan melati, mawar, kamboja, lili, dan angrek sendiri-sendiri, kemudian ia mulai mengelompokan mereka berdasarkan warnanya; lalu besar kecilnya; dan kemudian wangi tidaknya

    2. Intuitif (4-7 tahun)
      Pola pikir anak masih berdasarkan intuisinya atau perasannya, penalarannya masih kaku, terpusat pada bagian-bagian tertentu dari objek, dan masih semata-mata didasarkan atas penampakan dari objek.

      con:
      Sepeda rodanya ada dua jadi kalau rodanya lebih dari dua maka itu bukan sepeda.

  3. Tahap Operasional Konkrit (7- 12 tahun)
    Seorang anak pada tahapan ini sudah dapat berfikir secara konservasi dan seriasi meskipun pemikiran logisnya masih berdasarkan oleh objek yang konkrit.

    1. Konservasi
      Dimana anak sudah mempunyai penalaran bahwa suatu objek yang diubah bagaimanapun bentuknya bila tidak ditambah atau diurangi, maka volumenya akan tetap.

      con:
      Air satu liter di ember akan tetap sama volumenya walaupun dimasukan kedalam bak mandi.

    2. Seriasi
      Anak sudah mulai mampu mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam cirinya, misalnya tinggi, besar, warna, wangi, bentuk dll.

      con:
      Bunga mawar, melati, dan kenanga merupakan beberapa bunga yang mempunyai bau yang harum.

  4. Tahap Operasional-formal (>12 tahun)
    Ditahap ini anak sudah mampu membayangkan bentuk suatu benda tanpa harus melihat objek benda tersebut. Pola berfikirnya sudah lebih fleksibel dan mampu melihat persoalan dari berbagai sudut pandang.

    con:
    • Meskipun sepeda yang ia lihat rodanya ada 4 tapi tetap saja namanya itu sepeda.

Sumber:
Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Senin, 23 Mei 2011

Nasi Goreng Kuning

Hanya punya waktu 30 menit untuk siap-siap pergi kekantor atau sekolah di pagi hari?
Laper tapi malas membuat masakan yang rumit?
Nasi goreng kuning merupakan salah satu menu yang dapat di coba untuk siapa saja yang hanya memiliki sedikit waktu di pagi hari. Pembuatannya hanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit.

Bahan:
  1. Nasi kurang lebih semangkuk (untuk 2 porsi)
  2. 1 butir telur ayam
Bumbu:
  1. 5 siung bawang merah
  2. 2 siung bawang putih
  3. 2 buah cabe merah
  4. Dua ruas kunyit
  5. Garam
Cara memasak:
  1. Iris bawang, cabe, dan kunyit kemudian goreng hingga matang
  2. Masukan telur
  3. Setelah matang masukan nasi dan garam aduk hingga matang dan sajikan.

---------------------------- Selamat Mencoba -------------------------

Kamis, 19 Mei 2011

Faktor Error dalam Tes Psikologi

Dewasa ini tes psikologi banyak digunakan dalam proses seleksi calon penerimaan baik penerimaan mahasiswa baru maupun karyawan baru. Untuk perusahaan, biasanya mereka mengunakan tes psikologi untuk melihat kepribadian, kecendrungan, maupun daya nalar para kandidat yang kemudian akan dikorelasikan dengan tes- tes lainnya seperti pengetahuan umum, tes bidang akademik, dan wawancara agar memperoleh calon karyawan yang sesuai dengan yang diminta oleh ouwner.

Walaupun tes psikologi dapat dijadikan acuan untuk melihat kepribadian, kecendrungan, maupun daya nalar kandidat, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam tes tersebut juga terkadang terdapat error tes yang antara lain disebabkan oleh:

  1. Dari segi testi (dalam hal ini calon karyawan)
    • Kurangnya konsentrasi
    • Cemas
    • Jenuh
    • Tegang
    • Lapar
    • Bosan
    • Lelah dll

    Hal-hal tersebut dapat menurunkan motivasi testi dalam mengerjakan soal tes, sehingga bisa jadi apa yang dijawab oleh testi tidak mencerminkan diri mereka.

  2. Dari segi tester
    • Jutek
    • Tidak jeli
    • Intruksi tidak jelas

  3. Hal-hal selain tester dan testi
    • Gaduh
    • Panas
    • Bau
    • Ada yang terlambat
    • Ruangan terlalu sempis sehingga terkesan sumpek
Oleh karena itu, ada baiknya seorang tester dapat mengantisipasi hal-hal tersebut agar error tes dapat diminimalisir sehingga dapat diperoleh validitas maupun reliabilitas tes yang tinggi.

Sumber:
Mata kuliah psikodiaknostik 2006

Rabu, 18 Mei 2011

Tahapan Pemeriksaan Psikologis dalam Proses Seleksi

Menyambung topik kita sebelumnya mengenai tes dalam alur penerimaan karyawan baru, maka kali ini saya akan membahas tentang tahapan tes psikologi yang biasanya dilakukan dalam seleksi penerimaan calon karyawan baru. Adapun tahapan tersebut adalah:

  1. Pemberian Isian Lembar Kerja (LK)
    Isi dari LK ini biasanya memuat tentang biodata kehidupan mengenai keadaan diri individu baik itu keluarga, pendidikan, kesehatan, prestasi yang pernah diraih, kekurangan dan kelebihan, pengalaman kerja ataupun organisasi dan lain sebagainya.

    Dalam tahap pengerjaan LK ini biasanya tester memberikan waktu sekitar 10-15

  2. Pemberian Tes Prestatif
    Setelah calon karyawan selesai mengisi LK tahap selanjutnya adalah pengisian tes prestatif. Pada tes ini calon karyawan sebaiknya memiliki daya tahan tubuh yang kuat, ketenangan, dan fokus dalam mengerjakan soal-soal tes karena dalam tes ini memerlukan kejernihan berfikir dan memiliki waktu yang terbatas pada setiap tes- tesnya. Tes prestatif ini memiliki nilai benar dan salah.

    con tes:
    • Tes IQ
    • Logika Verbal
    • Logika Numerik dll

  3. Pemberian Tes Non Prestatif
    Dibandingkan dengan tes prestatif, tes ini memiliki waktu yang agak longgar walaupun sebenarnya juga memiliki batas waktu dan tidak memiliki nilai benar salah. Yang termasuk kedalam tes ini antara lain adalah tes kepribadian dan tes kecendrungan.

    con tes:
    • DAP
    • Wartegg
    • Baum
    • HTP
Sumber:
Matakuliah Psikodiaknostik. 2006.

Selasa, 17 Mei 2011

Macam-macam Alat Ukur Peramalan Psikologik

Berdasarkan pembahasan kita sebelumnya mengenai alur penerimaan karyawan baru, untuk kali ini saya akan membahas mengenai berbagai macam tes atau alat ukur peramalan psikologik (Prediktor) yang dapat digunakan untuk memprediksi calon karyawan baik itu tes kecakapan, mental, situasional, pengetahuan atau keterampilan, dan hasil penilaian ciri-ciri prbadi berdasarkan wawancara.

Adapun alat ukur peramalan psikologik dapat digolongkan menjadi:
  1. Tes Kecakapan
    Yang termasuk dalam tes ini adalah tes yang dirancang untuk menentukan sejauh mana baiknya seseorang atau individu dapat melakukan sesuatu.

    Tes kecakapan dapat digolongkan menjadi:
    • Tes kecakapan intelektual
    • Tes kecakapan keruangan dan mekanikal
    • Tes ketepatan pengamatan
    • Tes kecakapan gerak

    Menurut Giselli (1973), keabsahan dari kelompok tes tersebut untuk berbagai macam pekerjaan dapat digolongkan menjadi:
    • Tes kecakapan intelektual
      Nilai peramalannya (0,20- 0,33) untuk pekerjaan seperti;
      • Manajerial
      • Klerikal
      • Pelayanan (con: Perawat, Pramuniaga, dan Salesmen)

    • Tes kecakapan keruangan dan mekanikal
      Nilai peramalannya (0,20- 0.23) untuk pekerjaan seperti;
      • Pengemudi
      • Pekerja pabrik
      • Salesmen

    • Tes ketepatan pengamatan
      Nilai peramalannya (0,20- 0.29) untuk pekerjaan seperti;
      • Manajerial
      • Klerikal
      • Pekerja pabrik
      • Salesmen

  2. Tes Kepribadian Objektif
    Tes ini mempunyai bentuk tes yang berstruktur dimana individu menguraikan kepribadiannya sendiri sesuai dengan imensi-dimensi yang diukur oleh tes.

    Tes-tes kepribadian objektif ini menurut Ghiselli (1973) memiliki nilai ramalan yang tinggi yaitu 0,5 untuk kelompok pekerjaan pabrik. Sedangkan memiliki nilai ramalan sedang (0,22- 0,29) untuk kelompok pekerjaan manajerial, klerikal, salesmen, dan pengemudi.

  3. Tes Kepribadian Proyektif
    Tes kepribadian ini memiliki bentuk tes tidak berstruktur, dimana individu harus memberikan jawaban-jawabannya terhadap rangsangan-rangsangan yang ambigu. Tes ini bertujuan untuk melihat secara lebih lengkap dinamika kepribadian mereka.

    Pada tes ini, keabsahan ramalannya rendah dan tidak ditemukan meyakinkan, namun demikian tes ini banyak digunakan dalam proses seleksi di indonesia. Contoh tes ini antara lain tes Wartegg, DAP, dan Tree Test

  4. Tes Situasional
    Tes situasional ini mengukur prilaku individu yang khas yang sangat dipengaruhi oleh variabel-variabel lingkungan. Con:
    • Tes contoh- kerja (work- sample test)
      Tes ini berisi tentang kegiatan-kegiatan inti yang biasanya dilakukan dalam bekerja misalnya menyetir mobil, tes memasak menu tertentu dan sebagainya.

    • Tes simulasi manajemen
      Tes ini beris tentang tugas-tugas utama seorang manager, misalnya:
      • Memecahkan masalah dan mengambil keputusan
      • Mempresentasikan hasil kerja
      • Mewawancarai karyawan yang bermasalah
      • Membahas masalah dengan rekan-rekan manager
      • Kepemimpinan
      • Inisiatif
        <!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4
        Contoh:
        Leaderless Group Discussion, In-Basket Test, Business Game

  5. Informasi Lewat Biografi
    Informasi ini berisi tentang prilaku individu dimasa lampau untuk membandingkan dirinya dengan kelompok-kelompok prilaku pekerja. Informasi yang dicari biasanya mengenai latar belakang sekolah, pekerjaan dan pribadinya, baik berupa aktivitasnya, kegagalan maupun keberhasilan yang pernah dialaminya.

    Informasi lewat biografi ini menurut Campbell, Dunnette, dan Weick (1970) memiliki nilai yang cukup tinggi bila dikombinasikan dengan tes kecakapan kognitif, kepribadian dan minat, dan tes situasional untuk meramalkan efektifitas manajerial.

  6. Wawancara
    Wawancara merupakan salah satu teknik seleksi, dimana data tentang diri calon karyawan dikumpulkan melalui pertanyaan- pertanyaan yang diajukan secara lisan. Tujuan penseleksian melalui wawancara berdasarkan pada asumsi bahwa perilaku di masa lalu dapat digunakan sebagai pedoman untuk meramalkan prilaku calon karyawan di masa yang akan datang.

Sumber:

Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UIP

Jumat, 13 Mei 2011

Sistem Pengupahan dan Komponen Upah


Contoh di atas merupakan dua buah contoh claim pembukuan tunjangan kesehatan dan jaminan sosial yang pernah saya buat ketika bekerja di sebuah perusahan di daerah Cikarang, Jawa Barat. Berkaitan dengan hal tersebu, topik kali ini yang akan kita bahas adalah Sistem Pengupahan dan Komponen upah.



Adapun Upah menurut Dr. Payaman J. Simanjuntak adalah imbalan atau jasa tenaga kerja yang dicurahkan dalam proses produksi dalam satuan unit waktu, misalnya dalam satu jam, hari, atau mingguan. Adapun sistem pengupahan di indonesia biasanya memperhitungkan fungsi;
  1. Menjamin kehidupan yang layak bagi karyawan dan keluarganya
  2. Mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang
  3. Menyediakan insentif yang dapat meningkatkan produktivitas karyawan
Penghasilan atau imbalan yang diterima oleh karyawan dapat berupa;
  1. Upah dan gaji (berupa uang dengan nominal tertentu)
    Sistem penggajian gaji biasanya mempergunakan gaji pokok yang berdasarkan pada kepangkatan dan masa jabatan, yang mana kepangkatan ini didasari oleh tingkat penidikan dan pengalaman kerja karyawan tersebut. Dengan kata lain gaji atau upah seseorang diberikan sebanding dengan pendidikan dan latihan yang dicapainya.

    Selain gaji, biasanya karyawan mendapatkan beberapa tunjangan sesuai ketentuan yang terdapat pada perusahan, misalnya;

    • Tunjangan kemahalan
      Tunjangan ini diberikan untuk menyesuaikan upah riel terhadap perbedaan dan perubahan tingkat harga.

      con:
      Karyawan perusahan A di Jakarta (Staff HRD) mendapatkan gaji pokok Rp. 1.600.000,- setiap bulannya, namun karyawan perusahaan A di Papua (Staff HRD) mendapatkan gaji pokok Rp. 1.600.00,- + Rp. 50.000 untuk tunjangan kemahalan. Hal ini dikarenakan diwilayah Papua harga barang pokok jauh lebih mahal dibandingkan di wilayah Jakarta

    • Tunjangan jabatan
      Tunjangan yang diberikan sebagai kompensasi terhadap tanggung jawab yang dibebankan atas jabatan yang didudukinya.

      con:
      Karyawan golongan 4 A di perusahaan A mendapatkan gaji pokok Rp. 3.500.000,- + Rp. 500.000 untuk tunjangan jabatannya sebagai Spv HRD

    • Tunjangan kesehatan
      Tunjangan ini diberikan kepada istri atau suami dan anak dengan jumlah dan umur tertentu.

      con:
      Perusahan A memberikan tunjangan kesehatan untuk karyawan gol 4 A - 4 C pertahunnya dengan ketentuan:
      • Plafon Rp. 4.000.000,-
      • klaim baru dapat diganti setelah karyawan bekerja minimal 6 bulan
      • Biaya kaca mata Rp. 3.000.000,-
      • Bila pegawai laki-laki, maka istri dan anaknya dapat di tanggung. Namun Apabila pegawai perempuan, maka hanya anak yang dapat ditanggung sedangkan unuk suami tidak bisa.

  2. Tunjangan dalam bentuk natura
    Tunjangan natura atau catu ini biasanya terdiri dari beras, gula, garam, dan pakaian. Tunjangan ini pada awalnya diberikan untuk karyawan perkebunan yang tempatnya terpencil dikarenakan barang-barang tersebut sulit dicari dan kalau pun ada harganya sangat tinggi.


    Adapun tujuan dari tunjungan ini adalah untuk menghindari karyawan dari permainan harga oleh pedagang dan menjamin kebutuhan primer karyawan dan keluarganya.

  3. Jaminan sosial atau Fringe benefits
    Jaminan sosial ini terdiri dari berbagai macam tunjangan dan penerimaan di luar gaji yang diperoleh seseorang dengan jabatan dan pekerjaannya, misalnya pensiun, asuransi kesehatan, upah hari libur, sakit, cuti dan waktu istirahat, perumahan dinas, telepon atas tanggungan perusahaan, makan siang, bensin, fasilitas untuk olahraga dan rekreasi dll.


  4. Kondisi lingkungan kerja
    Kondisi lingkungan kerja dapat memberikan tingkat kepuasan yang berbeda-beda pada setiap karyawan. Kondisi lingkungan kerja ini dapat berupa kenyamaan tempat kerja, lokasi perusahaan dan jarak dari rumah karyawan, kebersihan, kualitas supervisi, rekan kerja, reputasi perusahaan dll.
Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksut dengan gaji kotor adalah gaji pokok di tambah dengan tunjangan-tunjangan dan dari keduanya karyawan dikenankan berbagai macam potongan seperti dana pensiun, asuransi kesehatan, sumbangan wajib dll. Dari gaji pokok dikurangi dengan potongan maka karyawan baru mendapat gaji bersih atau yang biasa di sebut tek home pay.




Sumber:


Payaman J. Simanjuntak. (1993). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Program Pascasarjana Unkris.

Menyusun Skala Upah

Untuk menentukan skala upah, perusahaan terlebih dahulu harus membuat analisis dan evaluasi jabatan yang kemudian menyusun struktur jabatan yang masing-masing jabatan diberi bobot atau indeks upah, dimana dalam menentukan bobot atau indeks upah harus mempertimbangkan beberapa hal yang antara lain;

  1. Beban kerja
  2. Sederhana atau rumitnya suatu pekerjaan
  3. Besarnya resiko kerja
  4. Kondisi pekerjaan
  5. Persyaratan aktivitas fisik
  6. Persyaratan pendidikan dan pelatihan
  7. Persyaratan mental
  8. Persyaratan inisyatif
  9. Besarnya tanggung jawab

Karena setiap karyawan dapat berkembang dan meningkatkan kemampuannya melalui pengalaman kerja, maka ada baiknya dalam menyusun skala upah untuk setiap jabatan ditetapkan batas minimum dan maksimum yang bervariasi.

Selain hal-hal di atas, yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun skala upah dari sisi interen dan eksteren perusahan antara lain:

1. Tingkat upah yang berlaku di masyarakat, terutama dalam jabatan dan perusahaan yang sejenis

Con:

Perusahaan A yang bergerak dalam bidang industri alat berat membayar gaji seorang Staff HRD sebesar Rp. 1.600.000,-, di perusahaan B dengan perusahaan yang bergerak dibidang yang sama dan untuk jabatan yang sama biasanya juga menerapkan nominal gaji yang tidak jau berbeda dengan perusahaan A (misalnya Rp. 1.450.000,-)

2. Tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang

3. Tunjangan yang diberikan dalam bentuk natura dan fasilitas

Con: (untuk no. 2 dan 3)

Staff HRD di perusahaan A mendapatkan gaji Rp. 1.600.000,- dengan tunjangan kesehatan dan upah lembur. Namun di perusahan B walaupun Staff HRD hanya mendapatkan Rp. 1.450.000,- tapi perusahaan ini mampu memberikan jaminan kesehatan, fasilitas mobil jemputan, uang makan, dan upah lembur. Walaupun dari sisi nominal gaji di perusahan B dibawah perusahan A tapi bila dilihat ada daya tarik yang membuat karyawan mungkin lebih memilih bekerja di perusahaan B.

4. Kemampuan perusahaan

Untuk menentukan gaji karyawan di atas, sama, atau dibawah harga pasar, ada baiknya terlebih dahulu melihat keuangan perusahaan agar biaya yang dikeluarkan untuk upah pekerja tidak melebihi kemampuan atau penghasilan yang diterima oleh perusahan yang jatuhnya malah akan merugikan perusahaan itu sendiri.

5. Persaingan dengan perusahaan lain

Untuk menjaga agar calon karyawan yang kompeten dan karyawan kita tidak pindah keperusahan lain yang sejenis, ada baiknya sebuah perusahaan memberikan gaji ataupun insentif yang sesuai dengan kompetensi dan kualitas yang dimiliki oleh karyawan dengan tetap memperhitungkan kemampun perusahaan itu sendiri.

6. Rentang upah terendah dan tertinggi

7. Kelangkaan tenaga kerja tertentu

Apabila karyawan yang kita butuhkan merupakan karyawan yang memiliki keterampilan tertentu dan sulit kita dapatkan karena belum tentu ada orang yan mengerti di bidang tersebut, maka semakin tinggi upah yang ditawarkan

Con:

Tidak salah jika sebuah perusahaan menghargai seorang karyawan yang memiliki keahlian dan pengalaman di bidang jaringan dan aplikasi komputer serta memiliki sertifikasi CISCO, ORACLE, dan SAP dengan memberikan gaji sebesar Rp. 15.000.000,-/ bulan sedangkan karyawan fresh graduate di bidang yang sama (IT) hanya Rp. 3.500.000,- /bulannya.

8. Ketentuan atau kebijaksanaan pemerintah mengenai pengupahan pada umumnya, upah minimum, pajak, asuransi dll

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam bemberikan gaji atau upah harus kepada orang yang tepat dan nominal yang tepat pula.


Sumber:

Payaman J. Simanjuntak. (1993). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Program Pascasarjana Unkris.


Senin, 09 Mei 2011

Pencok Mujair

Siapa yang tidak kenal dengan ikan yang menjadi menu kita kali ini. Yup... ikan mujair.... ikan ini merupakan Ikan air tawar yang pertama kali di temukan oleh Pak Mujair di muara Sungai Serang pantai selatan Blitar , Jawa Timur pada tahun 1939

Ikan ini berukuran sedang dan dapat mencapai ukuran maksimal kira-kira 40 cm. Bentuk badannya pipih dengan warna hitam, keabu-abuan, kecoklatan atau kuning.

Sirip punggungnya (dorsal) memiliki 15-17 duri (tajam) dan 10-13 jari-jari (duri berujung lunak); dan sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 9-12 jari-jari.

Ikan mujair ini dapat kita olah menjadi resep makan yang sederhana namun menggugah selera apa lagi kalau bukan Pencok Mujair.

Adapun bahan-bahanya yaitu:

  1. 4 ekor ikan mujaer potong 2
  2. 1 siung bawang putih
  3. 5 siung bawang merah
  4. 3 buah cabe merah
  5. 4 buah cape rawit
  6. 2 buah cabe abang
  7. 4 buah kencur
  8. 5 buah kemiri
  9. Gula merah secukupnya
  10. Air asem jawa secukupnya
Cara membuat;
  1. Rendam ikan dengan garam dan cuka secukupnya kira-kira 10 menit
  2. Goreng ikan hingga matang dan tiriskan
  3. Goreng bawang, cabe dan kemiri hingga kekuning-kuningan kemudian uleg bumbu tersebut dengan kencur, gula merah, dan garam
  4. Tambahkan bumbu yang telah dihaluskan dengan air asam jawa
  5. Setelah bumbu siap, tumbuk ikan dengan bumbu hingga sedikit hancur kemudian sajikan

--------- Selamat Mencoba -----------


Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Mujair


Rabu, 04 Mei 2011

Tampilan dan Administrasi Skala Psikologis

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam menyusun skala psikologis adalah penampilan fisik skala itu sendiri selain dari persyaratan psikometri sebagai alat ukur dan kualitas dari isi skala. Hal itu penting karena penampilan fisik skala yang menarik dapat membangkitkan minat responden untuk mengisi dan mendorongnya untuk sungguh-sungguh mengisi skala yang kita aberikan.

Kesungguhan inilah yang mendukung asumsi bahwa responden memberikan jawaban yang sesungguhnya dan sesuai dengan keadaan dirinya sehingga informasi yang kita peroleh menjadi data yang reliabel.

Adapun yang perlu diperhatikan dalam membuat tampilan skala antara lain:
  1. Format dan tata letak
    • Format ini berkaitan dengan bentuk aitem yang akan kita pilih, misalnya;
      'ya -tidak', 'setuju- tidak setuju', pilihan ganda dll

      Untuk pemilihan format ada baiknya kita memperhatikan usia dari responden, misalnya bila responden sudah menginjak usia yang relatif tua maka format aitem yang kita pilih ada baiknya yang sederhana (misalnya 'ya-tidak')

    • Pada pemilihan tata letak (lay-out) harus mempermudah responden dalam menjawab. contonya:
      - tidak membuat aitem yang terlalu banyak dalam satu halaman
      - antara 1 aitem dengan aitem lainnya di beri jarak namun dalam pemilihan jarak juga jangan terlihat pemborosan ruang sehingga skala terlihat sangat panjang.

      con:
      1. Saya adalah orang yang keras kepala ( ) ya ( ) tidak

      2. Saya sulit menerima kritikan dari orang lain ( ) ya ( ) tidak

    • Selain itu, dalam pembuatan skala juga diharapkan tidak adanya kesalah tulis ataupun cetak walau hanya satu huruf atau angka.

    • Untuk ukuran kertas, format lembaran berbentuk buku atau kwarto biasanya lebih menarik dari pada ukuran folio karena bentuk folio membuat aitem terkesan lebih banyak sehingga dapat membuat responden menjadi malas sebelum membacanya.

    • Tipe huruf yang digunakan ada baiknya yang sederhana dan jelas sehingga mudah dibaca, baru kemudian mempertimbangkan estetikanya karena mengingat responden yang sudah agak tua cendrung akan menjadi sulit bila kita menggunakan tipe tulisan seperti Bradley Hand ITC, Chiller dll.

  2. Penggunaan warna
    Tampilan skala yang dibuat baik dengan huruf maupun kertas yang berwarna cendrung akan terkesan menyenangkan, dapat mengurangi ketegangan, dan dapat menimbulkan apresiasi dari pada skala yang hanya hitam- putih.

    Namun bukan berarti kita menggunakan banyak warna ataupun warna yang mencolok dalam pembuatan skala karena yang ada responden menjadi malas membaca lantaran skala yang kita buat susah dibaca dan menyakitkan mata.

  3. Lembar jawaban
    Untuk memudahkan responden menjawab dan meminimalisirkan biaya, maka lembar jawaban dapat dipisah dari skala. Hal tersebut terutama bila dalam skala terdapat banyak aitem, jadi kita hanya menfoto copy lembar jawaban saja sedangkan skala dapat kita pergunakan berulang-ulang.

    Apabila kita menggunakan lembar jawaban, maka petunjuk menjawab hanya disajikan pada buku skala, sedangkan lembar jawaban hanya memuat tentang jawaban responden dan beberapa identitas responden yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

  4. Data identitas
    Data nama, usia, jenis kelamin, agama, suku, gaji, dan sejenisnya biasanya dianggap sebagai informasi yang sangat pribadi sehingga ada baiknya kita menanyakannya bila memang itu betul-betul diperlukan, mengingat responden terkadang risih dan akan menjadi tidak terbuka atau tidak memberikan jawaban yang sesungguhnya.

    Nama responden diperlukan apabila skor skala dipergunakan untuk keperluan diagnosis individu atau dalam penelitian skor subjek dikaitkan dengan skor atau variabel lain, namun sebaliknya jika dipergunakan untuk diagnosis kelompok maka nama responden tidak selalu perlu dicantumkan.

  5. Intruksi atau petunjuk pengerjaan
    Intruksi atau petunjuk pengerjaan harus dibuat secara jelas dan ringkas, bila perlu diberikan contoh pengerjaan agar mempermudah responden dalam pengisian skala.

    con:
    Petunjuk Pengisian

    Berikut ini ada sejumlah pertanyaan mengenai kepercayaan diri dewasa madya. Pililah jawaban dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia dikanannya. Kerjakan semua dengan cermat dan jangan melewatkan satu pertanyaan pun.

    Adapun arti pilihan jawaban tersebut adalah:

    SS : Sangat Setuju
    S : Setuju
    N : Netral
    TS : Tidak Setuju
    STS : Sangan Tidak Setuju

    Sumber:
    Azwar, Saifuddin, 2006, Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Karakteristik Skala Psikologi

Skala psikologi memiliki karakteristik yang berbeda dengan alat ukur lain seperti angket dan daftar isian, karena skala psikologi umumnya digunakan untuk mengukur aspek atau atribut afektif.

Adapun karakteristik dari skala psikologi antara lain adalah;
  1. Stimulusnya berupa pernyataan atau pertanyaan yang tidak langsung mengungkapkan atribut yang hendak di ukur melainkan mengungkapkan indikator perilaku atribut yang bersangkutan.

    contohnya:
    Saya merasa orang lain lebih disuki dari pada saya

  2. Karena atribut psikologi diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem, maka skala psikologi berisi banyak aitem.

    contohnya:
    Indikator pandangan suami terhadap peran ganda wanita
    Aspek == > a. Pengasuhan anak : aitem no. 1, 5, 7, 8, 12
    b. Komunikasi dan interaksi dengan anak dan suami : aitem no. 2, 6, 10
    c. Tekanan karir dan tekanan keluarga: aitem no. 3, 4, 9, 11

  3. Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban "benar" atau "selah". Semua jawaban dapat diterima sepanjang di isi dengan jujur dan sungguh-sungguh, hanya saja yang berbeda akan diinterpretasikan berbeda pula.

    contohnya:
    Saya merasa orang lain lebih disuki dari pada saya
    (STS) (TS) (N) (S) (SS)


    Merasa kurangnya waktu kebersamaan dengan anak-anak
    (TP) (KD) (SR) (SL)
Berdasarkan karakteristik skala di atas, maka perlu dipahami bahwa skala dan angket itu berbeda. Adapun perbedaan keduanya antara lain:

  1. Angket : data yang diungkap berupa data faktual dan kebenarannya diketahui oleh subjek.
    con: jumlah anggota keluarga, penghasilan rata-rata pertahun, usia responden dll.

    Skala : data yang diungkap berupa konstrak atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu.
    con: sikap terhadap sesuatu, orientasi seksual, tingkat kepercayaan diri dll.

  2. Angket: berupa pertanyaan langsung terarah kepada informaasi yang hendak di ungkap
    con: sejak kapan anda memulai merokok

    Skala: pertanyaan sebagai stimulus untuk memancing jawaban yang merupakan refleksi dari diri subjek yang biasanya tidak disadarinya.
    con: Saya merasa orang lain lebih disukai dari pada saya

  3. Angket: responden tahu persis apa yang ditanyakan dan informasi apa yang hendak di cari dari responden.

    Skala: walaupun responden tahu isi pertanyaan, tetapi biasanya tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki dan kesimpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh pertanyaan tersebut.

  4. Angket: jawaban di beri angka coding sebagai identifikasi.

    Skala: responnya diberi skor melewati proses penskalaan.

  5. Angket: satu angket dapat mengungkap informasi mengenai banyak hal.

    Skala: satu skala hanya untuk mengungkapkan suatu atribut tunggal.
    con: tingkat sterss

  6. Angket: reliabilitasnya terletak pada kejujuran responden, sehingga reliabilitasnya tidak perlu di ukur secara psikometris.

    Skala: hasil ukurnya harus teruji reliabilitasnya secara psikometris dikarenakan relevansi isi dan konteks kalimat yang digunakan sebagai stimulus sehingga lebih terbuka terhadap error.

  7. Angket: validitasnya ditentukan oleh kejelasan tujuan dan lingkup informasi yang hendak diungkap

    Skala: validitasnya lebih ditentukan oleh kejelasan konsep psikologis yang hendak diukur dan operasionalnya.
Sumber:
Azwar, Saifuddin, 2006, Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Selasa, 03 Mei 2011

Pengukuran Atribut Psikologi

Pada pendekatan penelitian kuntitatif, data penelitian hanya akan dapat diinterpretasikan dengan lebih objektif apabila melalui proses pengukuran yang valid, reliabel, dan objektif. Adapun pengukuran atribut-atribut psikologi sangat sukar untuk mencapai validitas, reliabilitas, dan objektifitas yang tinggi. hal ini dikarenakan antara lain;

1. atribut bersifat laten atau tidak tampak
2. aitem-aitem dalam skala psikologi didasari oleh indikator-indikator yang jumlahnya terbatas
3. respon yang diberikan oleh subjek sedikit banyak di pengaruhi oleh variabel-variabel tidak relevan seperti suasana hati subjek, kondisi, dan situasi di sekitar
4. atribut psikologi yang terdapat dalam diri manusia stabilitasnya tidak tinggi, banyak yang gampang berubah sejalan dengan waktu dan situasi
5. interprestasi terhadap hasil ukur psikologi hanya dapat dilakukan secara normatif.


Sumber;
Azwaar, Saifuddin, 2006, Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Senin, 02 Mei 2011

Bidang-bidang Psikologi

Dua tahun yang lalu ada seorang rekan yang bertanya bila mengamil jurusan psikologi nanti ia dapat bekerja dimana? dan terpikir oleh saya untuk menjawabnya juga di blog ini siapa tahu dapat bermanfaat pula untuk rekan-rekan lainnya yang kebetulan juga penasaran dengan bidang keilmuan ini. Dan tak disangka hari ini saya menemukan print out matakuliah pengantar psikologi umum yang membahasa tentang bidang-bidang psikologi tahun 2003 silam (waduh sudah lama sekali ya?)  walaupun sudah lusuh tapi alhamdulillah tulisan ini dapat saya kembangkan lebih baik lagi dari postingan sebelumnya. Nah berikut pembahasan yang telah saya perbaharui:

Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia baik yang nyata maupun yang tidak kasat mata (seperti motivasi, kognitif, memori dll).

Psikologi itu sendiri dalam peminatanya ada beberapa bidang, antara lain:
  • Psikologi perkembangan.
Psikologi perkembangan mempelajari awal mula suatu tingkah laku dan bagaimana perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu dengan kata lain, psikologi prkembangan ini mempelajari perubahan tingkah laku sejak manusia itu lahir hingga ia mati.

Psikologi perkembangan juga macem2, ada psikologi anak,remaja, dan dewasa. ruang lingkupnya bisa buka praktek klinik perkembangan jika kamu sudah S2 dan mengantongi ijin praktek; biro konsultasi dll. 
  • Psikologi pendidikan dan sekolah.
Pada bidang ini kamu bisa bekerja sebgai BK sekolah.
Penerapan pada bidang ini dibagi menjadi dua yaitu: 
  • Psikologi Sekolah.
Penerapan ilmu psikologi di sini pada masalah yang dihadapi seperti gangguan belajar dan cara mengatasinya, misalnya dengan menggunakan metode konseling vokasional.
  • Psikologi pendidikan.  
Penerapan ilmu psikologi di bidang ini untuk tujuan peningkatan efesiensi dan efektifitas proses beajar- mengajar (kurikulum).
  • Psikologi klinis.
Psikologi ini berkaitan dengan normal atau abnormalnya prilaku manusia. ruang lingkup kerjanya bisa di rumah sakit jiwa, biro konsultasi dll.
Psikologis klinis dianggap sebagai "dokter" yang mendiagnosa gangguan psikologis dan "mengobati" pasien dengan psikoterapinya. padahal antara psikologi klinis dengan psikiater itu berbeda adapun perbedaannya antara lain:
  1. Psikogi klinis: S1 + program profesi bidang psikologi.
Psikiater: Dokter yang mengambil spesialisasi bidang psikiatri. 
               2. Psikogi klinis: tidak boleh memberikan obat.
                   Psikiater: boleh memberikan obat.
             
               3. Psikogi klinis: lebih terlatih untuk riset.
.                  Psikiatrer: -

               4. Psikogi klinis: menggunakan tes psikologi.
                   Psikiatrer: -

               5. Psikogi klinis: lebih banyak menggunakan psikoterapi.         
                   Psikiater: "dokter feel good".
  • Psikologi konseling.
Psikologi konseling hampir sama dengan psikologi klinis, hanya saja problem yang dihadapi dapada bidang ini lebih ringan dari pada problem yang dihadapi oleh psikologi klinis, misalnya konseling keluarga atau perkawinan. 
  • Psikologi masyarakat.
Psikologi masyarakat merupakan bagian dari psikologi sosial hanya saja psikologi masyarakat digunakan untuk membantu problem-problem yang ada dimasyarakat.
  • Psikologi sosial.
Psikologi sosial mempelajari bagaimana kehadiran orang lain dapat berpengaruh, seperti perubahan sikap dan hubungan interpersonal. Psikologi sosial ini sering tumpang tindih dengan sosiologi, oleh karna itu perlu diingat bahwa psikologi sosial itu terletak pada individu sedangkan sosiologi terletak pada institusi masyarakat atau sosial.
  • Psikologi industri dan organisasi.
Ruang lingkup psikologi ini berkaitan dengan dunia industri (perusahaan) yang penerapannya  misalnya pada pengembangan karyawan, pembuatan training, administrasi kepegawaian, recruetment, problem management dan sebagainya. Pada bidang ini kalian dapat bekerja di bidang HRD di sebuah perusahaan.
  • Psikologi forensik.
Psikologi ini berkaitan dengan ranah hukum, dimana psikologi forensik berperan membantu pihak yang berwajib dalam menangani kasus kejahatan atau pidana dari sisi psikologi, misalnya benar tidak atau jurur tidak tersangka dalam mengemukakan pernyataannya, apakah tersangka ketika melakukan kejahatan dalam keadaan sadar atau tidak, mengalami gangguan jiwa atau tidak dll.
  • Psikologi lingkungan.
Hal ini berkaitan dengan lingkungan dalam sudut pandang psikologi, misalnya dengan luas kamar 3 x 2 dan tinggi 2 kira2 nyaman ng ya jika di huni 3 orang dan sebagainya.
  • Psikologi eksperimen dan fisiologi.
Bidang ini tidak berperaktek langsung pada problem sehari-hari, namun lebih mencoba meneliti sebab yang mendasar dari tingkah-laku seseorang, dan lebih melakukan riset dasar seperti proses mental yang antara lain berupa memori, belajar, motivasi dan emosi, sensasi, dan persepsi.
Nah... mungkin ini saja yang dapat saya paparkan pada pembahasan kali ini, semoga dapat bermanfaat bagi rekan-rekan yang ingin mengetahui mengenai bidang keilmuan yang terdapat dalam psikologi. Untuk lebih jelasnya kalian dapat membaca artikel lainn di blog ini atau bila ingin tahu lebih mendalam mengenai bidang keilmuan ini maka jangan ragu untuk mendaftar ke fakultas psikologi he...
Salam kenal: Ratu Nisa Indriasari.

Sumber:
Print out mata kuliah Pengantar Psikologi Umum. 2003. Jakarta: Psikologi YAI.

Entri Populer