Selasa, 24 Mei 2011

Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget

Jean Piaget merupakan biolog psikolog kelahiran Swiss tahun 1896 -1980. Ia merupakan salah satu tokoh yang banyak meneliti tentang masalah kognitif atau kemampuan berfikir yang mana teorinya bayak dijadikan acuan bagi para psikolog hingga saat ini.

Adapun perkembangan kognitif menurutnya dibagi menjadi empat tahap yaitu:
  1. Tahap Sensori Motor (0 - 2 tahun)
    Pada tahap ini perkembangan anak lebih bersifat motorik dan lebih merupakan latihan dari schema yang sudah ada seperti:

    • Mengisap
    • Menggenggam
    • Prilaku sederhana seperti berlari dan berjalan

    Setelah enam bulan sebelum masa ini (sekitar 18- 24 bulan), anak mulai bisa melakukan operations dimana pada bulan-bulan tersebut dianggap sebagai timbulnya kemampuan berfikir yang sebenarnya.

  2. Tahap Pra-operasional (2- 7 tahun)
    Pada tahap ini anak sudah bisa melakukan representatif simbolis yang ia dapatkan dari rangsangan-rangsangan melalui indranya.

    Tahapan pra-operasional ini dibagi menjadi dua bagian yaitu:
    1. Masa prakonseptual (2-4 tahun)
      Masa prakonseptual ditandai dengan pola pikir egosentris dimana anak melihat dunia hanya dalam hubungan dengan dirinya sendiri.

      Pola pikir pada tahap ini dibagi menjadi dua yaitu:
      • Penalaran transduktif
        • Penalaran dimana anak menarik kesimpulan pada suatu peristiwa tertentu.

          con:
          Ketika anak melihat bebek peliharaannya bertelur maka ia beranggapan bahwa setiap binatang pasti bertelur

        • Atau penalaran dimana anak menarik kesimpulan pada ciri-ciri objek tertentu.

          con:
          Motor dan sepeda itu sama karena bannya ada dua

      • Penalaran sinkretik
        Penalaran jenis ini terjadi bila anak mulai selalu mengubah-ubah kriteria klasifikasinya.

        con:
        Pada mulanya seorang anak mengelompokan melati, mawar, kamboja, lili, dan angrek sendiri-sendiri, kemudian ia mulai mengelompokan mereka berdasarkan warnanya; lalu besar kecilnya; dan kemudian wangi tidaknya

    2. Intuitif (4-7 tahun)
      Pola pikir anak masih berdasarkan intuisinya atau perasannya, penalarannya masih kaku, terpusat pada bagian-bagian tertentu dari objek, dan masih semata-mata didasarkan atas penampakan dari objek.

      con:
      Sepeda rodanya ada dua jadi kalau rodanya lebih dari dua maka itu bukan sepeda.

  3. Tahap Operasional Konkrit (7- 12 tahun)
    Seorang anak pada tahapan ini sudah dapat berfikir secara konservasi dan seriasi meskipun pemikiran logisnya masih berdasarkan oleh objek yang konkrit.

    1. Konservasi
      Dimana anak sudah mempunyai penalaran bahwa suatu objek yang diubah bagaimanapun bentuknya bila tidak ditambah atau diurangi, maka volumenya akan tetap.

      con:
      Air satu liter di ember akan tetap sama volumenya walaupun dimasukan kedalam bak mandi.

    2. Seriasi
      Anak sudah mulai mampu mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam cirinya, misalnya tinggi, besar, warna, wangi, bentuk dll.

      con:
      Bunga mawar, melati, dan kenanga merupakan beberapa bunga yang mempunyai bau yang harum.

  4. Tahap Operasional-formal (>12 tahun)
    Ditahap ini anak sudah mampu membayangkan bentuk suatu benda tanpa harus melihat objek benda tersebut. Pola berfikirnya sudah lebih fleksibel dan mampu melihat persoalan dari berbagai sudut pandang.

    con:
    • Meskipun sepeda yang ia lihat rodanya ada 4 tapi tetap saja namanya itu sepeda.

Sumber:
Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Prenhallindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer