Rabu, 04 Mei 2011

Karakteristik Skala Psikologi

Skala psikologi memiliki karakteristik yang berbeda dengan alat ukur lain seperti angket dan daftar isian, karena skala psikologi umumnya digunakan untuk mengukur aspek atau atribut afektif.

Adapun karakteristik dari skala psikologi antara lain adalah;
  1. Stimulusnya berupa pernyataan atau pertanyaan yang tidak langsung mengungkapkan atribut yang hendak di ukur melainkan mengungkapkan indikator perilaku atribut yang bersangkutan.

    contohnya:
    Saya merasa orang lain lebih disuki dari pada saya

  2. Karena atribut psikologi diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem, maka skala psikologi berisi banyak aitem.

    contohnya:
    Indikator pandangan suami terhadap peran ganda wanita
    Aspek == > a. Pengasuhan anak : aitem no. 1, 5, 7, 8, 12
    b. Komunikasi dan interaksi dengan anak dan suami : aitem no. 2, 6, 10
    c. Tekanan karir dan tekanan keluarga: aitem no. 3, 4, 9, 11

  3. Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban "benar" atau "selah". Semua jawaban dapat diterima sepanjang di isi dengan jujur dan sungguh-sungguh, hanya saja yang berbeda akan diinterpretasikan berbeda pula.

    contohnya:
    Saya merasa orang lain lebih disuki dari pada saya
    (STS) (TS) (N) (S) (SS)


    Merasa kurangnya waktu kebersamaan dengan anak-anak
    (TP) (KD) (SR) (SL)
Berdasarkan karakteristik skala di atas, maka perlu dipahami bahwa skala dan angket itu berbeda. Adapun perbedaan keduanya antara lain:

  1. Angket : data yang diungkap berupa data faktual dan kebenarannya diketahui oleh subjek.
    con: jumlah anggota keluarga, penghasilan rata-rata pertahun, usia responden dll.

    Skala : data yang diungkap berupa konstrak atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu.
    con: sikap terhadap sesuatu, orientasi seksual, tingkat kepercayaan diri dll.

  2. Angket: berupa pertanyaan langsung terarah kepada informaasi yang hendak di ungkap
    con: sejak kapan anda memulai merokok

    Skala: pertanyaan sebagai stimulus untuk memancing jawaban yang merupakan refleksi dari diri subjek yang biasanya tidak disadarinya.
    con: Saya merasa orang lain lebih disukai dari pada saya

  3. Angket: responden tahu persis apa yang ditanyakan dan informasi apa yang hendak di cari dari responden.

    Skala: walaupun responden tahu isi pertanyaan, tetapi biasanya tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki dan kesimpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh pertanyaan tersebut.

  4. Angket: jawaban di beri angka coding sebagai identifikasi.

    Skala: responnya diberi skor melewati proses penskalaan.

  5. Angket: satu angket dapat mengungkap informasi mengenai banyak hal.

    Skala: satu skala hanya untuk mengungkapkan suatu atribut tunggal.
    con: tingkat sterss

  6. Angket: reliabilitasnya terletak pada kejujuran responden, sehingga reliabilitasnya tidak perlu di ukur secara psikometris.

    Skala: hasil ukurnya harus teruji reliabilitasnya secara psikometris dikarenakan relevansi isi dan konteks kalimat yang digunakan sebagai stimulus sehingga lebih terbuka terhadap error.

  7. Angket: validitasnya ditentukan oleh kejelasan tujuan dan lingkup informasi yang hendak diungkap

    Skala: validitasnya lebih ditentukan oleh kejelasan konsep psikologis yang hendak diukur dan operasionalnya.
Sumber:
Azwar, Saifuddin, 2006, Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer