Jumat, 11 Januari 2013

Definisi Psikologi

Sudah lama saya menulis tentang bidang keilmuan psikologi, tapi kenapa baru sekarang terpikirkan untuk menulis tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan psikologi itu sendiri, padahal ini merupakan dasar dari ilmu itu sendiri. Ya sudah meskipun terlambat tapi bolelah dari pada nggak sama sekali. he...

Psikologi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani di mana Psyche yang berarti jiwa dan Logos yang berarti ilmu. Jadi psikologi itu berarti ilmu jiwa. Wah jadi bingungkan emangnya bisa jiwa bisa di pelajari? apa itu jiwa? Kerena masih kaburnya definisi ini maka timbullah berbagai pendapat mengenai definisi ini dan banyak para sarjana yang mengemukakan tentang definisi psikologi sesuai dengan arah minat dan aliran masing-masing.

Sebelum psikologi berdiri sendiri sebagai ilmu pengetahuan di tahun 1876, psikologi atau lebih tepatnya gejala-gejala kejiwaan ini dipelajari oleh filsafat dan ilmu faal.
  1. Filsafat.
  • Sejak 500 atau 600 tahun sebelum masehi, gejala-gejala kejiwaan ini telah dipelajari melalui filsuf-filsuf Yunani kuno seperti:
  1. Socrates (469-399 SM).
  2. Plato (427-347 SM).
  3. Aristoteles (384-322 SM).
  • Pada jaman revolusi ilmu pengetahuan di Eropa (Renaisan)
  1. Rene Descartes (1596-1650), filsuf asal Perancis, menyatakan bahwa ilmu jiwa (psikologi) merupakan ilmu tentang kesadaran. 
  2.  George Barkeley (1685-1753), filsuf asal Inggris, menyatakan bahwa psikologi itu adalah ilmu tentang pengindraan (persepsi).
     2.  Ilmu faal.
  • Para ahli ilmu faal, khususnya para dokter yang tertarik dengan masalah kejiwaan pada saat yang bersamaan dengan berkembangnya pengetahuan di negara-negara Eropa, berpendapat bahwa jiwa itu erat sekali hubungannya dengan susunan syaraf dan refleks-refleks. Adapun tokoh-tokohnya antara lain:
  1. Sir Charles Bell (1774-1842) dan Francois Magensie (1783-1855) asal Perancis. 
Mereka menemukan  syaraf-syaraf sensorik (pengindraan) dan syaraf-syaraf motorik (yang mempengaruhi gerak dan kelenjar).
     2.  Paul Brocca (1824-1880), Jerman, menemukan pusat bicara pada otak.
     3.  Marshall Hall (1790-1857), Inggris, menemukan mekanisme refleks. 
  • Dengan adanya penemuan yang telah disumbangkan oleh tokoh diatas, maka muncullah definisi-definsi psikologi yang dikaitkan dengan tingkah laku dan selanjutnya mengaitkan tingkah laku tersebut dengan refleks. Adapun salah satu tokohnya adalah Ivan Pavlov (1849-1936), Rusia, menurutnya psikologi merupakan ilmu tentang refleks dan karena itu psikologi tidak berbeda dari ilmu faal.
Adapun beberapa definisi psikologi (di masa psikologi modern) antara lain:
  1. Glifford T. Morgan.
Ia mendefinisikan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan; termasuk aplikasinya pada problematika manusia. 
     2.  Garden Murphy.
Menurutnya psikologi itu adalah ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Ya jadi intinya sih ilmu tentang prilaku. Loh mengapa jadi prilaku? jawabannya sih simpel aja setelah mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan, maka jiwa itu dirasa terlalu abstrak sedangkan ilmu pengetahuan itu menghendaki objeknya dapat diamati, dicatat, dan diukur. Selain itu tingkah laku itu lebih konkrit dibandingkan dengan jiwa sehingga lebih mudah untuk dipelajari dan dari tingkah laku kita dapat mengenal seseorang.

Prilaku itu dapat dibagi menjadi dua yaitu:
  1. Overt atau kasat mata, misalnya menangis, memukul, makan, membaca dan sebagainya.
  2. Covert atau tidak kasat mata, misalnya motivasi, frustasi, persepsi, emosi dan sebagainya.
Ciri-ciri prilaku:
  1. Prilaku itu kasat mata, tapi penyebabnya mungkin tidak dapat diamati secara langsung.
  2. Ada beberapa ingkatan dalam prilaku, yaitu:
  • Prilaku sederhana dan stereotif, misalnya prilaku binatang bersel satu.
  • Prilaku kompleks. Prilaku ini melibatkan proses mental- fisiologis yang lebih tinggi.
     3.  Bervariasi menurut jenis tertentu yang diklasifikasikan, misalnya:
  • Kognitif : Berfikir.
  • Afeksi : Perasaan.
  • Psikomotor : Gerakan-gerakan fisik.
     4.  Dapat disadari dan tidak disadaari.

Nah berhubung sudah malam, sampai sini saja ya pembahasan kali ini. Lain waktu kita lanjutin lagi.

 Sumber:
  1. Sarwono, Sarlito Wirawan. 2000. Penganar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.
  2. Print out makalah mata kuliah Pengantar Psikologi Umum. 2003. Jakarta: YAI.
 Pembahasan terkait:
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2011/05/ruang-lingkup-psikologi.html
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2011/06/aliran-psikoanalis-sigmund-freud.htmlhttp:
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2011/06/macam-macam-pendekatan-dalam-psikologi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer