Senin, 13 Juni 2011

Kriteria Abnormalitas Menurut Coleman

Coleman, dalam Winkel 1991, membagi beberapa kriteria untuk menentukan atau mengukur abnormalitas pada diri seseorang yang antara lain terdiri dari:
  1. Penyimpangan dari norma statistik
    Yang di maksud abnormal disini adalah setiap hal yang luar biasa, tidak lazim, atau secara harfiah disebut sesuatu yang luar biasa.

    Abnormal dari norma statistik dapat ditunjukan memalui kurva normal, dimana bila seseorang berada di nilai rata-rata baik ke arah kiri (kurang) ataupun ke arah kanan (lebih). Namun penyimpangan abnormal dengan norma statistik ini tidak sesuai apabila kita menggunakannya pada tes Inteligensi, karena seseorang yang idiot (arah kiri) tidak sama dengan orang yang genius (kanan).

  2. Ketidakmatangan
    Pada kriteria ketidakmatangan, seseorang dapat dikatakan abnormal apabila prilakunya tidak sesuai dengan tingkat usianya dan tidak selaras dengan situasi, namun permasalahannya sulit menentukan batasan antara ketidak pantasan dengan ketidakmatangan.

  3. Gejala "salah suai" (maladjustment)
    Abnormalitas disini sipandang sebagai ketidakefektifan seseorang dalam menghadapi, menanggapi atau melaksanakan tuntutan dari linkungan fisik dan sosialnya maupun yang bersumber dari berbagai kebutuhannya sendiri.

    Kriterian abnormal ini dianggap bersifat negatif karena tidak memperhitungkan fakta bahwa seseorang dapat berpenyesuaian baik tanpa memanfaatkan dan mengembangkan kemampuan-kemampuannya.

  4. Penyimpangan dari norma sosial
    Seseorang dikatakan abnormal pada kriteria ini apabila ia tidak patuh atau tidak sejalan dengan norma sosial (nonknformitas). Jadi sesuatu yang umum atau lazim baru disebut normal (ralativisme budaya).

  5. Tekanan batin
    Abnormalitas disini dapat berupa perasaan cemas, depresi atau sedih, dan atau perasaan bersalah.

    Namun kriteria ini bukan patokan yang baik antara abnormal dan normal, karena wajar bila seseorang merasakan sedih bila ditinggal mati oleh orang yang disayanginya. Walaupun begitu, kriteria ini sesuai bila seseorang mengalami tekanan batin yang tidak berkesudahan (kronik) yang mengindikasikan ada sesuatu yang tidak beres.
Dari kriteria diatas, terlihat bahwa sulit menentukan batasan tegas antara abnormal dan norma. Dan dengan menyadari kekuranga-kekurangan dari kriteria tersebut maka Coleman, Butcher dan Carson (1980) akhirnya haya menggunakan dua kriteria dalam membedakan seseorang yang abnormal dan normal yaitu:
  1. Abnormalitas sebagai penyimpanagan dari norma maasyarakat.
  2. Normalitas dalam arti apa saja yang bersifat maladatif yang berarti apa saja yang tidak menunjukan kesejahteraan bagi individu yang meliputi kebahagiaan (survival) dan aktualisasi diri.
Sumber:
Supratiknya, A. 1995. Mengenal Prilaku abnormal. Yogyakarta: Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer