Selasa, 15 Januari 2013

Hirarki Tujuan Pendidikan Nasional

Pendidikan itu tidak statis melainkan dinamis, hal ini untuk meningkatkan perubahan zaman dan ilmu pengetahuan dan biasanya kurikulum itu berubah setiap 10 tahun sekali. Kurikulum itu sendiri merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pengorganisasian untuk mencapai tujuan. Dan tujuan yang hendak dicapai ini adalah tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan GBHN.
Dan melanjutkan pembahasan sebelumnya mengenai Definisi Psikologi Pendidikan dan Manfaatnya Bagi Dunia Pendidikan, maka kali ini kita saya akan membahas mengenai Hirarki Tujuan Pendidikan Nasional, adapun hirarki tujuan nasional yaitu:
  1. Tujuan Pendidikan Nasional ini menurut GBHN tahun 1988 adalah manusia indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, mandiri, mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya, serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. 
Dan tujuan pendidikan nasional yang baru adalah manusia indonesia yang beriman dan bertaqwa, mandiri dan kreatif, cerdas, dapat mengembangkan potensi.... (yang intinya tujuan pendidikan nasional ini mencangkup aspek afeksi, potensi, kognitif, dan kreatif).
Pendidikan itu bermacam-macam ada pendidikan:
  • Formal: disekolah yang memiliki beberapa jenjang yaitu:
  1. Dasar: SD dan sederajat (misalnya MI), SLTP dan sederajat (misalnya MTS), kejar paket A, B, C, dan SLB.
  2. Menengah: SLTA (misalnya MA).
  3. Tinggi: Universitas, institut dan sebagainya.
  • Informal: tempat les.
  • Non formal: keluarga.
     2.  Tujuan Institusional.
Tujuan institusional ini merupakan tujuan yang akan dicapai oleh lembaga-lembaga atau instansi-instansi pendidikan tertentu.
Contoh pada SD:
  1. Memberikan kesiapan dasar untuk dapat kejenjang berikutnya.
  2. Memberikan pengetahuan dasar.
  3. Untuk mengenali lingkungan sosial (IPS) dan alam (IPA).
  4. Membangun kesehatan jasmani dan rohani.
  5. Membangun kerajinan tangan dan kesenian.
     3.  Tujuan Kurikuler.
Pada tujuan ini pendidikan memberikan kompetensi bidang pembelajaran. Misalnya untuk psikologi pendidikan maka setelah lulus mahasiswa akan mendapatkan apa dari ilmu ini? apakah ilmunya dapat berguna ketika ia menjadi guru BK di sekolah?
     4.  Tujuan Instruksional Umum.
Tujuan instruksional umum, dalam KBK biasa disebut dengan kompetensi dasar. Setiap beberapa sub pembahasan guru melakukan kompetesi (ulangan) terhadap siswa untuk menguji ingatan, pemahaman, dan daya serap materi oleh siswa.
Contoh:
Guru memberikan ulangan matematika dimana materinya dari bab 1 - bab 4.
     5.  Tujuan Instruksional Khusus.
Dalam KBK tujuan instruksional khusus disebut juga dengan indikator, disini guru mengadakan ulangan setiap satu pokok bahasan atau materi
Contoh:
Guru memberikan ulangan matematika yang materinya berasal dari bab 1 yaitu mengenai bangun ruang.
     6.  Tujuan Jangka Pendek yang Dapat di Ukur.
Contoh:
Siswa dapat mengetahui dan menjelaskan kembali mengenai perkalian dari 1 samapai 5.
Sumber:
Catatan matakulian Psikologi Pendidikan. 2006. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pembahasan terkait:
 http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2013/01/definisi-psikologi-pendidikan-dan.html
 


Mendidik Anak Usia TK

Pada periode dalam kandungan hingga usia balita, pendidikan biasanya bertumpu pada orang tua hingga saatnya anak memasuki bangku sekolah TK dimana sang anak biasanya berusia 4- 5 tahun  maka sumber pendidikan kini juga diperoleh anak dari guru-gurunya.

Dengan telah bersekolahnya anak maka banyak perubahan positif yang berkembang pada diri anak, antara lain semakin mengantarkan anak untuk lebih luas bergerak di luar rumahnya, anak banyak memiliki teman baru yang seusia dengan dirinya, memiliki pengetahuan baru yang mungkin belum diterima anak dari orang tua, dan sebagainya.

Oleh karena itu, selaku orang tua ada baiknya mempersiapkan diri untuk mengikuti perubahan yang dialami oleh anak karena tidak memungkinkan adanya berubahan positif  juga dapat diiringi oleh berbagai masalah. Berikut beberapa hal yang harus dilakukan oleh orang tua untuk mendidik anak usia TK:
  • Karena anak kini telah bersekolah maka ada baiknya orang tua memberi pemahaman terhadap anak untuk tidur dan bangun pada jam-jam yang telah ditentukan, hal ini bertujuan untuk menerapkan kedisplinan dan agar anak lebih menghargai waktu. Misalnya:
Menyuruh anak untuk tidur malam tidak lebih dari jam 21.00 WIB dan sudah harus bangun paling lama jam 06.30WIB karena sudah harus sekolah jam 08.00 WIB.
  • Ketika anak telah mampu memakai pakaian dan mengemasi perlengkapan sekolahnya sendiri maka ada baiknya orang tua menyuruh anak belajar melakukannya sendiri sebatas yang ia bisa. Hal ini dapat menimbulkan jiwa kemandirian mada anak.
  • Agar anak tidak tergantung pada orang lain dan melatih keberanian anak, maka ada baiknya hanya mengantar dan menjembut anak pada awal-awal anak mulai bersekolah. Namun bila dirasa perlu (misalnya jarak rumah dengan sekolah yang jauh dan tidak aman karena banyak kendaraan bermotor ataupun mobil) untuk mengantar dan menjemputnya setiap hari maka kita tidak perlu menunggunya hingga selesai belajar.
  • Jika kita menggunakan kendaraan pribadi untuk mengantar jemput anak, ada baiknya kita mengajak temannya untuk pergi bersama dan bila perlu mengantarkan anak tersebut terlebih dahulu untuk pulang. Hal ini bertujuan selain meningkatkan keakraban anak tetapi juga dapat menumbuhkan sikap kedermawanan dan kesetiakawanan pada diri anak.
  • Pantau perkembangan dan hasil belajarnya. Dibidang apa kelebihan anak dan dibidang mana ia memiliki kekurangan. Selain itu orang tua menurut saya, harus bisa berkordinasi dengan guru mereka akan perkembangan anak di sekolah, bagaimana prilakunya ketika ia belajar, bagaimana hubungan ia dengan kawan-kawannya, bagaimana perkembangan belajarnya dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan agar kita dapat mengambil sikap dan tindakan yang tepat terhadap kekurangan dan kelebihan si anak. 
  • Bila anak memiliki tugas di rumah dari guru maka ada baiknya kita hanya membimbingnya tanpa perlu membantu mengerjakan seluruhnya. Hal ini bertujuan untuk mengajarkan anak akan rasa tanggung jawab dan tidak tergantung pada orang lain.
  • Berikan pujian atau penghargaan apabila anak mendapatkan prestasi di sekolahnya, misalnya dengan memberikan ia buku gambar dan kerayonnya atau dapat juga mengatakan anak pintar dan berikan pelukan kasih sayang padanya. Hal ini selain dapat memberikan kepuasaan tersendiri pada anak tapi juga dapat memacu anak agar ia dapat lebih sungguh-sungguh belajar.
  • Untuk mengetes daya ingat anak akan pelajaran yang telah diajarkan, maka ada baiknya kita bertanya akan pelajaran yang telah dijarkan disekolah. Contohnya:
"Tadi di sekolah belajar apa nak? " tanya mamah
"Belajar tambah-tambahan mah." jawab anak
"Bisa diulang lagi yang tadi nak? tanya mamah
"Bisa dong, 1 + 1 = 2, 2 + 1 = 3..." jawab anak
"Pinter...." jawab mamah 
  • Pada masa-masa ini biasanya pengaruh guru lebih kuat dari pada kita, oleh karena itu bila kita hendak meningkatkan pendidikan pada anak maka ada baiknya tidak melakukan tindakan yang berlawanan dengan guru karena akan menyebabkan dualisme dan kebingungan pada diri anak. 
  • Untuk menciptakan hubungan yang lebih baik dengan guru, kita dapat memberikan hadiah kepadanya melalui anak selama hadiah itu dalam bentuk yang wajar misalnya dengan memberikan tas kerja. Namun sesungguhnya seorang guru pasti akan melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa pambrih.
  • Ketika kita sedang mendidik anak maka ada baiknya kita memisahkan antara "aku" sebagai seorang guru dan "aku" sebagai orang tua. "aku" sebagai guru merupakan aku yang menempatkan norma-norma pendidikan yang berlaku, sedangkan "aku" sebagai orang tua adalah "aku" yang bisa saja berkuasa terhadap diri anak.   
  • Untuk menciptakan suasana pendidikan yang sama dengan di sekolah, maka ada baiknya kita membentuk suasana belajar yang formal baik itu teori pendidikan maupun sarana belajar. Misalnya ketika kita mengajarkan anak coba mengajar dengan menggunakan papan tulis kecil dan spidol yang digantung didinding. 
  • Bila anak kita tidak mengikuti pendidikan di TK, maka ada baiknya kita dapat memberikan pembelajaran yang sama seperti pendidikan yang diajarkan di TK. Dan agar anak tidak merasa sendiri kita dapat pula mengajarkan anak seusianya yang juga tidak bersekolah di TK untuk bersama-sama belajar dengan anak kita. Hal ini bertujuan agar anak tidak asing lagi dengan sekolah dasar nantinya. 
Hal yang dapat kita lakukan misalnya dengan mengajarkan ia membaca dan menulis alfabet, mengajarkannya berhitung, menggambar, memperkenalkan beberapa nyanyian anak-anak maupun nasional, mengajarkan anak dasar-dasar keterampilan olah raga dan sebagainya.


Daftar pustaka:
Syafei, Drs. M. sahlan. 2002. Bagai Mana Anda Mendidik Anak. Jakarta: Ghalia Indonesia.
 
Tautan yang terkait:
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2012/12/mendidik-anak-usia-balita.html 

Minggu, 13 Januari 2013

Teori Belajar Behaviorisme

Belajar menurut Caplin adalah perubahan yang relatif menetap melalui pengalam. Dan Witting mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif menetap secara keseluruhan. Dalam belajar terjadi beberapa hal diantaranya:
  1. Perlu waktu dan latihan.
  2. Menetap.
  3. Adanya proses.
  4. Adanya perubahan. Perubahan ini dapat dibagi dua, yaitu:
  • Perubahan yang nampak (terlihat dari gerakannya).
Misalnya: shalat, olahraga, dan tarian.
  • Perubahan yang tidak nampak (terlihat dari berfikir dan mengingat (kognitif)).
Misalnya: moral, spiritual, dan emosi.
Teori belajar itu bermacam-macam, namun  untuk pembahasan kali ini saya akan memaparkan mengenai teori belajar behaviorisme. Adapun prinsip dasar Behaviorisme yaitu:
  • Teori ilmu jiwa daya, dayanya yaitu:
  1. Ingatan.
  2. Berfikir. Berfikir disini dapat berupa berfikir tentang sesuatu yang benar atau salah dan berfikir mengenai dirinya sendiri maupun orang lain.
  3. Fantasi atau angan-angan.
  • Belajar kognitif.
  1. Belajar kognitif ini dapat digunakan apabila anak telah siap.
  2. Kognitif dalam behaviorisme baru berupa mekanisme dan belum ada pemahaman. 
  3. Perlu ada pengulangan.
  • Belajar psikomotor atau keterampilan.
Dalam belajar ini ada proses trial and error misalnya ketika anak belajar sepeda.
  • Belajar prilaku atau sikap (afektif).
  • Tidak memakai teori.
  • Adanya peniruan dan peneladanan.
  • Adanya pembiasaan, misalnya anak diajarkan membiasakan cuci makan dulu sebelum makan.
  • Implikasi dalam merubah prilaku.
  • Apabila ingin merubah prilaku, maka kita dapat merubah situasinya. Contoh:
"Sampah"
Apabila lingkungan terlihat bersih maka orang pun akan merasa tidak enak bila ia buang sampah sembarangan.  
  • Kita dapat merubah prilaku kita bila kita takut akan sesuatu. Contoh:
Bila ada anjing maka kita membiasakan diri kita untuk bersikap tenang maka lama-lama kita tidak akan takut lagi.

Sumber:
Catatan matakuliah Psikologi Pendidikan. 2005. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.





Definisi Psikologi Pendidikan dan Manfaatnya Bagi Dunia Pendidikan

Sebagaimana ulasan sebelumnya mengenai bidang psikologi yang salah satunya di bidang psikologi pendidikan, maka kali ini saya akan membahas tentang definisi pendidikan dan manfaatnya bagi dunia pendidikan berdasarkan catatan mata kuliah psikologi pendidikan saya di tahun 2005.

Wah ternyata sudah lama juga ya??? ya dari pada catatan ini hilang di makan rayap tidak ada salahnya saya simpan di blog ini sekaligus berbagi ilmu...

Oh ya kawan, pada ulasan sebelumnya kita telah membahas tentang pengertian psikologi yang berarti ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.

Nah pendidikan itu  merupakan suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan seseorang melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Dan Psikologi pendidikan itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari prilaku dalam seting pendidikan. Atau dapat diartikan juga sebagai salah satu sub disiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal -hal sebagai berikut:
  • Bagi pendidik.
  1. Memahami karakter-karakter siswa yang bervariasi. 
  2. Membantu mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan belajar.
  3. Dapat mengetahui cara metode pengajaran yang efektif.
  4. Bisa mengkordinisir kelas secara efektif.
  • Bagi pengembang kurikulum.
Dengan psikologi pendidikan, pengembang kurikulum dapat menyusun kurikulum yang tepat sesuai dengan usia anak.
  • Bagi siswa
Siswa mendapatkan imbas dari guru-guru dan pengembang kurikulum yang telah mempelajari psikologi pendidikan.

Sumber:
Catatan matakuliah Psikologi Pendidikan. 2005. Jakarta: Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pembahasan terkait:
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2013/01/hirarki-tujuan-pendidikan-nasional.html

Jumat, 11 Januari 2013

Definisi Psikologi

Sudah lama saya menulis tentang bidang keilmuan psikologi, tapi kenapa baru sekarang terpikirkan untuk menulis tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan psikologi itu sendiri, padahal ini merupakan dasar dari ilmu itu sendiri. Ya sudah meskipun terlambat tapi bolelah dari pada nggak sama sekali. he...

Psikologi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani di mana Psyche yang berarti jiwa dan Logos yang berarti ilmu. Jadi psikologi itu berarti ilmu jiwa. Wah jadi bingungkan emangnya bisa jiwa bisa di pelajari? apa itu jiwa? Kerena masih kaburnya definisi ini maka timbullah berbagai pendapat mengenai definisi ini dan banyak para sarjana yang mengemukakan tentang definisi psikologi sesuai dengan arah minat dan aliran masing-masing.

Sebelum psikologi berdiri sendiri sebagai ilmu pengetahuan di tahun 1876, psikologi atau lebih tepatnya gejala-gejala kejiwaan ini dipelajari oleh filsafat dan ilmu faal.
  1. Filsafat.
  • Sejak 500 atau 600 tahun sebelum masehi, gejala-gejala kejiwaan ini telah dipelajari melalui filsuf-filsuf Yunani kuno seperti:
  1. Socrates (469-399 SM).
  2. Plato (427-347 SM).
  3. Aristoteles (384-322 SM).
  • Pada jaman revolusi ilmu pengetahuan di Eropa (Renaisan)
  1. Rene Descartes (1596-1650), filsuf asal Perancis, menyatakan bahwa ilmu jiwa (psikologi) merupakan ilmu tentang kesadaran. 
  2.  George Barkeley (1685-1753), filsuf asal Inggris, menyatakan bahwa psikologi itu adalah ilmu tentang pengindraan (persepsi).
     2.  Ilmu faal.
  • Para ahli ilmu faal, khususnya para dokter yang tertarik dengan masalah kejiwaan pada saat yang bersamaan dengan berkembangnya pengetahuan di negara-negara Eropa, berpendapat bahwa jiwa itu erat sekali hubungannya dengan susunan syaraf dan refleks-refleks. Adapun tokoh-tokohnya antara lain:
  1. Sir Charles Bell (1774-1842) dan Francois Magensie (1783-1855) asal Perancis. 
Mereka menemukan  syaraf-syaraf sensorik (pengindraan) dan syaraf-syaraf motorik (yang mempengaruhi gerak dan kelenjar).
     2.  Paul Brocca (1824-1880), Jerman, menemukan pusat bicara pada otak.
     3.  Marshall Hall (1790-1857), Inggris, menemukan mekanisme refleks. 
  • Dengan adanya penemuan yang telah disumbangkan oleh tokoh diatas, maka muncullah definisi-definsi psikologi yang dikaitkan dengan tingkah laku dan selanjutnya mengaitkan tingkah laku tersebut dengan refleks. Adapun salah satu tokohnya adalah Ivan Pavlov (1849-1936), Rusia, menurutnya psikologi merupakan ilmu tentang refleks dan karena itu psikologi tidak berbeda dari ilmu faal.
Adapun beberapa definisi psikologi (di masa psikologi modern) antara lain:
  1. Glifford T. Morgan.
Ia mendefinisikan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan; termasuk aplikasinya pada problematika manusia. 
     2.  Garden Murphy.
Menurutnya psikologi itu adalah ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Ya jadi intinya sih ilmu tentang prilaku. Loh mengapa jadi prilaku? jawabannya sih simpel aja setelah mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan, maka jiwa itu dirasa terlalu abstrak sedangkan ilmu pengetahuan itu menghendaki objeknya dapat diamati, dicatat, dan diukur. Selain itu tingkah laku itu lebih konkrit dibandingkan dengan jiwa sehingga lebih mudah untuk dipelajari dan dari tingkah laku kita dapat mengenal seseorang.

Prilaku itu dapat dibagi menjadi dua yaitu:
  1. Overt atau kasat mata, misalnya menangis, memukul, makan, membaca dan sebagainya.
  2. Covert atau tidak kasat mata, misalnya motivasi, frustasi, persepsi, emosi dan sebagainya.
Ciri-ciri prilaku:
  1. Prilaku itu kasat mata, tapi penyebabnya mungkin tidak dapat diamati secara langsung.
  2. Ada beberapa ingkatan dalam prilaku, yaitu:
  • Prilaku sederhana dan stereotif, misalnya prilaku binatang bersel satu.
  • Prilaku kompleks. Prilaku ini melibatkan proses mental- fisiologis yang lebih tinggi.
     3.  Bervariasi menurut jenis tertentu yang diklasifikasikan, misalnya:
  • Kognitif : Berfikir.
  • Afeksi : Perasaan.
  • Psikomotor : Gerakan-gerakan fisik.
     4.  Dapat disadari dan tidak disadaari.

Nah berhubung sudah malam, sampai sini saja ya pembahasan kali ini. Lain waktu kita lanjutin lagi.

 Sumber:
  1. Sarwono, Sarlito Wirawan. 2000. Penganar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.
  2. Print out makalah mata kuliah Pengantar Psikologi Umum. 2003. Jakarta: YAI.
 Pembahasan terkait:
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2011/05/ruang-lingkup-psikologi.html
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2011/06/aliran-psikoanalis-sigmund-freud.htmlhttp:
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2011/06/macam-macam-pendekatan-dalam-psikologi.html

Senin, 07 Januari 2013

Pemberian MPASI Pada Bayi

Pernah nggak sih kita merasa ko ni bayi nangis terus? nyusu melulu? apa jangan-jangan dia nggak kenyang? atau ASI saya cuma sedikit? apa perlu ditambah dengan susu formula, bubur atau pisang? soalnya ada yang bilang anaknya baru dua minggu saja diberi pisang habis nangis terus dan laper melulu? nah kalau sudah seperti ini kira-kira apa yang akan kita lakukan?

Kalau pengalaman saya si, ya susu-in aja terus toh semakin sering kita menyusui maka produksi ASI-pun malah semakin banyak dan sebaliknya, asal kita tidak stres, sering berolah raga, memijat payudara untuk merangsang kelancaran ASI, ditambah dukungan keluarga dan suami, dan yang terpenting konsumsi makanan yang bergizi.

Adapun makanan yang dapat dikomsumsi oleh ibu menyusui antara lain:
  1. Makanan seimbang yang terdiri dari karbohidrat (nasi, kentang, bihun), lemak (minyak, kacang-kacangan, dan daging), protein (tahu, tempe, telur, kacang-kacangan, daging, dan ikan), sayur, dan buah.
  2. Buah yang mengandung vitamin c yang baik untuk penyerapan zat besi misalnya, strauberi, melon, kiwi, jeruk, dan tomat.
  3. Makanan yang mengandung zat besi, seperti sereal, daging, hati, dan buah kering.
Nah... setelah kita mengetahui tentang cara meningkatkan produksi ASI sekarang sebenarnya kapan sih sebaiknya bayi mulai di beri makan?

Bayi sebaiknya dari umur 0-6 bulan hanya diberikan ASI atau biasa disebut ASI ekslusif. Adapun menurut dokter Tiwi dalam bukunya yang berjudul Anak sehat: 100 solusi dr Tiwi Panduan Lengkap Kesehatan Bayi 0- 24 bulan  bahwa makanan pendamping ASI dapat diberikan setelah bayi mengkonsumsi ASI ekslusif selama 6 bulan, hal ini karenakan pada usia ini sistem pencernaan dan sistem kekebalan tubuhnya telah sempurna untuk menerima makanan padat. Jadi, orang tua tidak perlu cemas anaknya akan mengalami alergi. Pada saat ini anak harus sudah diajarkan untuk mendorong makanan padat di rongga mulut dengan lidahnya hingga masuk ke bagian belakang mulutnya untuk ditelan.

Adapun alasan bayi hanya di berikan ASI selama 6 bulan dan baru di berikan MP-ASI setalahnya antara lain:
  1. Pemberian ASI ekslusif dapat membantu mengurangi bayi terkenan alergi.
  2. Sistem imunitas bayi dibawah 6 bulan belum sempurna sehingga perlu adanya ASI ekslusif untuk membantu menyempurnakan sistem imunitas pada bayi dan menurut penelitian bayi yang diberikan MP-ASI di bawah 6 bulan akan lebih sering mengalami infeksi dibandingkan bayi di atas 6 bulan yang baru di berikan MP-ASI.
  3. Sistem pencernaan bayi telah mampu menerima makanan padat.
Pada awal-awal pemberian MP-ASI, ada baiknya kita tidak menambahkan gula, pemanis rasa, maupun garam pada makannya. Hal ini dikarenakan pemberian gula hanya akan membebani kerja pangreas dan hati bayi. Dan pemberian garam juga dapat membebani pencernaan dan ginjal bayi yang masih peka. Ada baiknya pada awal-awal pemberian MP-ASI bayi mengenal rasa asli pada makanan yang ia makan hal ini untuk membantu melatih syaraf kepekaan perasa pada bayi. Kalau saya sih biasanya mengganti gula dengan jagung manis dan keju atau margarin tuntuk memberikan rasa gurih pada buburnya.

Adapun beberapa contoh makanan padat yang dianjurkan antara lain:
  • Untuk pengenalan MP-ASI yang pertama diberikan adalah pure buah atau jus buah. Pure buah dapat diberikan dengan ditambah dengan ASI atau hanya pure buah itu sendiri. Adapun buah yang dianjurkan antara lain:
  1. Pisang.
  2. Alpukat.
  3. Pepaya.
  4. Melon.
  5. Apel manis. 
  • Setelah bayi beradaptasi dengan buah tahap selanjutnya adalah memberikan sereal atau tepung beras dan sayur saat bayi berusia sekitar 7 bulan. 
Untuk tepung beras yang dianjurkan adalah beras putih, beras merah tau beras coklat. Dan sayuran seperti labu kuning, wortel, bayam, kacang hijau, dan lain-lain.
  • Pemberian protein hewani dapat diberikan segera setelah bayi mengenal produk dari bahan nabati. Adapun contoh protein hewani misalnya ikan, daging, dan telur.

Untuk contoh MPASI dapat anda lihat di pembahasan Resep Masakan MPASI:
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/search/label/Resep%20Masakan%20MPASI
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2013/01/resep-mpasi-bubur-jagung-manis.html
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2012/12/resep-mpasi-bubur-daging-sayur-buah.html
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2012/12/resep-mpasi-bubur-ayam-sayur-tofu.html
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2012/12/resep-mpasi-bubur-ubi-ceker-ayam.html
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2012/12/resep-mpasi-bubur-ikan-kembung-banjar.html
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2012/12/resep-mpasi-bubur-ayam-sop-kacang-merah.html


Sumber:
  1.  Pertiwi, I Gusti Ayu Nyoman. Anak sehat: 100 solusi dr Tiwi Panduan Lengkap Kesehatan Bayi 0- 24 bulan. 2011. Erlangg.
  2. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. 2011.   Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


Rabu, 02 Januari 2013

Resep MPASI: Bubur Jagung Manis

Bahan:
  1. 1 centong nasi, lumatkan.
  2. 1/4 jagung manis.
  3. 1 siung bawang putih.
  4. 2 lembar daun salam.
  5. 1 sdt mentega.
  6. Garam.
  7. Air.
Cara memasak:
  1. Masukan nasi, bawang putih, daun salam, mentega, dan air secukupnya aduk-aduk hingga nasi melumat. 
  2. Setelah nasi mulai melumat masukan parutan jagung manis dan sedikit garam kemudian aduk-anuk kembali hingga matang angkat dan sajikan selagi hangat.
Note:
Untuk lauknya anda dapat menambahkan dengan siwiran ayam, ikan, ataupun telur rebus.


________   SELAMAT MENCOBA   ________

Entri Populer