Kamis, 14 Juli 2011

Contoh Games Kreatif

Games atau permainan merupakan aktivitas fun yang terlihat seperti permainan belaka, namun sebenarnya dalam sebuah training games ini berfungsi untuk membantu trainer menyampaikan materi sehingga mempermudah peserta memahami isi training atau materi yang sedang dibahas (insightful).

Games dapat berbentuk games kreatif, motifasi, dan sebagainya. Untuk pembahasan kali ini, saya akan memberikan contoh games kreatif yang pernah saya dapatkan ketika saya mengikuti acara Training for Trainer "Smart Training To Be a Smart Trainer" pada tahun 2007.

Lesson Plan:

  1. Tema
    Kreativitas

  2. Objek
    Mahasiswa

  3. Objektive
    • Peserta dapat menjelaskan apa itu kreativitas
    • Peserta dapat berpikir kreatif
    • Peserta dapat mempraktekan dan mengaplikasikan kreativitas lewat permainan

  4. Materi
    • Pengertian kreativetas
    • Games yang berhubungan dengan kreativitas
    • Teknik kreatif
    • Beradaptasi (membaca situasi), mampu menghargai pemberian orang lain sebesar apapun ---} role play ada yang berperan sebagai pengamen dan yang diamen

  5. Metode
    Cara dan teknik penyampaian materi training yang digunakan games dan simulasi-simulasi dilakukan setelah materi selesai disampaikan lewat games, setelah itu dilakukan evaluasi

  6. Waktu
    50 menit

  7. Media
    Seluruh anggota badan

  8. Kegiatan

    • Opening

      Untuk membuat kelas fokus, attention, dan interest sehingga peserta dapat digiring menuju pembelajaran
      • Ice breaking: "Besar-kecil" atau bernyanyi bersama dengan lagu yang berbeda:

        1. Peserta berdiri menghadap trainer dan pandangan fokus pada trainer
        2. Kemudian trainer menjelaskan aturan permainan, sebagai berikut:
          "Perhatikan jika saya menyebutkan kata (stimulus) "SEMUT" maka tangan kita membuat lingkaran "besar" dan jika saya menyebutkan kata "GAJAH" maka tangan kita membentuk lingkatan "kecil"
        3. Penyebutan kata (stimulus) makin lama makin cepat frekuensinya

    • Penyampaian materi

      Untuk meyampaikan materi dimulai dari penilaian games yang berhubungan dengan kreativitas yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas seorang anak untuk bisa berpikir secara kreatif pada saat situasi yang mendesak walaupun sebaiknya lebih bagus pada saat kapanpun kreativitas itu dapat dimunculkan.

      Jenis games baiknya yang dapat memunculkan madness dan mind storming, misalnya:

      • Bernyanyi dengan nada yang berbeda
        Peserta sebelah kanan diminta menyanyikan lagu "topi saya bundar" dengan nada "burung kakak tua" dan peserta sebelah kiri menyanyikan lagu "potong bebek angsa" dengan nada "pelangi-pelangi"

        Tujuan: untuk melatih konsentrasi

      • Merangkai kata
        Kelompok pertama diminta untuk melanjutkan kata-kata terakhir yang telah diucapkan oleh trainer dalam sebuah kalimat, begitu juga sebaliknya

        kelompok selanjutnya harus mengucapkan kalimat yang terdiri dari bagian kalimat yang terdiri dari bagian kata terakhir yang telah diucapkan kelompok sebelumnya (kelompok pertama), dan begitu seterusnya sampai ada kelompok yang tidak bisa melanjutkan kata

    • Evaluasi dan summary
      • Simulasi untuk menerapkan materi

        Devinisi kreatifitas
        1. Merupakan suatu kapasitas untuk menciptakan ssesuatu yang orisinil, yang berlaku untuk apapun yang dilakukan orang
        2. Aktifitas kognitif ataupun prose berfikir yang menghasilkan gagasan yang baru dan berguna
        3. Kreatif, merupakan kemampuan menggunakan seluruh lapisan otak (kanan-kiri, depan-belakang) untuk meng-create sesuatu atau menciptakan sesuatu baik itu konsep ataupun karya yang berbeda tapi berkualitas

        Teknik kreatif
        1. Seni menyeruak
          Semakin banyak informasi yang anda miliki tentang sebuah masalah
        2. Belajar dari resiko
          Belajar dari kesalahan
        3. Kecemasan adalah kaki tangan kreatifitas
          dalam keadaan terdesak, panik dapat memaksa memunculkan kreativitas

Sumber
Tugas Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: 2007
Training for Trainer "Smart Training To Be a Smart Trainer", Jakarta" 2007.

Modalitas Menjadi Trainer Handal

Siapa yang tidak ingin menjadi seorang trainer yang handal?? Setiap trainer pasti menginginkannya, karena selain kita bahagia orang lain dapat berubah dan meningkatkan kemamuan mereka karena kita, dan tidak dapat dipungkirin bahwa akan banyak tawaran yang akan kita dapatkan yang akhirnya semua bermuara pada peningkatan tarap hidup.

Untuk menjadi seorang trainer yang handal, ada bainya kita memiliki modal yang antara lain:
  1. Creative
    Kreatif, merupakan kemampuan menggunakan seluruh lapisan otak (kanan-kiri, depan-belakang) untuk meng-create sesuatu atau menciptakan sesuatu baik itu konsep ataupun karya yang berbeda tapi berkualitas

    Misalnya:

    Dalam membuat suatu games, ada baiknya kita menciptakan sendiri sebuah games baru yang kreatif yang memiliki hikmah yang terkait dalam materi yang kita sampaikan walaupun banyak games yang sekarang bayak terdapat di dalam buku-buku atau internet.

    Dengan kata lain bagaimana kita membuat games yang murah dan mudah tanpa harus menguras kantong namun tetap kreatif dan sesuai materi.

  2. Intelligence
    Intelligence disini merupakan kemampuan membuat konsep tentang sesuatu yang baru kemudian mengaplikasikannya ke dalam aktivitas yang nyata. Dimana kita dituntut untuk dapat perpikir taktis dan strategis

  3. Madness
    Madness atau kegilalan yang dimaksud adalah dimana seorang trainer yang handal adalah mereka yang sanggup berpikir, bertindak diluar kebiasaan di luar kebiasaan orang yang biasa.

    Misalnya:

    Walaupun bayak terdapat contoh games, tapi ia lebih memilih membuat games baru dengan mengandalakan kreatifitas, intelligence, dan madnessnya sehingga games yang dihasilkan berbeda dengan trainer yang lain dan hal ini juga dimaksusd agar peserta tidak jemu karena games yang dia terima merupakan games yang belum pernah ia dapatkan pada training-training sebelumnya.
Note;
Untuk mengetahui secara mendalam modal yang harus dimiliki oleh seorang trainer, ada baiknya anda juga meliat posting sebelumnya yang memuat tentnag ice breaking, games, dan simulasi pada posting di bawah ini:
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2011/07/ice-breaking-games-dan-simulasi.html



Sumber:
Ghufron, M. Mikail. Disampaikan Pada Training for Trainer FP2I, FPsi UIN Jakarta. Jakarta: 12 April 2007

Ice Breaking, Games, dan Simulasi

Pengadaan training atau pelatihan dapat bertujuan untuk mengulang kembali pelatihan yang telah dilakukan pada training yang telah lalu ataupun mengenal training yang baru yang semuanya bermuara untuk meningkatakan performa ataupun keterampilan seseorang.

Dalam training kita sering mendengar kata-kata seperti ice breaking, games, dan simulasi. Sebenarnya apasih ketiga kata tersebut??

Ice breaking, games, dan simulasi merupakan suatu alat atau sarana untuk membantu pesrta memahami materi yang disampaikan oleh trainer pada saat training berlangsung. Nah.. untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu.

Ice Breaking

Secara bahasa ice breaking berarti memecah kebekuan. Dan dalam istilah training ice breaking merupakan salah satu cara untuk membuat peserta atau audiens tidak merasa jemu saat training berlangsung, dengan kata lain ice breaking berfungsi sebagai intermezo yang tetap memiliki makna yang dapat diambil.

Ice breaking biasa dilakukan pada kondisi audiens yang antara lain:
  • Terlihat peserta ada yang menguap atau mengantuk
  • Suasana sudah mulai jenuh
  • Suasana gaduh
Con ice breaking:
  1. Meminta peserta untuk berdiri dan mengikuti gerakan trainer (misalnya menggoyang-goyangkan badan atau memijat teman di sebelahnya)
  2. Memberikan soch terapy (misalnya suara dikencangkan atau hentakan suara)
Games

Games atau permainan merupakan aktivitas fan yang terlihat seperti permainan belaka, namun sebenarnya dalam sebuah training games ini berfungsi untuk membantu trainer menyampaikan materi sehingga mempermudah peserta memahami isi training atau materi yang sedang dibahas (insightful). Dan yang terpenting dalam games adalah hikmah dari games tersebut.

Con:
Dalam training yang memuat materi tentang kreativitas salah satu gamesnya misalnya:
  • Setiap peserta diwajibkan menyentuh kursi dengan tiga bagian tubuhnya (anggota badannya) dan tidak boleh sama satu dengan yang lainnya
Simulasi

Simulasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas mempratikan sebuah prilaku yang sudah dikondisikan. Serupa dengan games dan ice breaking, simulasi juga bertujuan untuk memudahkan peserta untuk memahami materi yang disampaikan, hanya saja simulasi lebih bersifat serius dan peserta diajak untuk melakukan sesuatu yang terdapat dalam materi tersebut.

Con:
  1. Simulasi problem solving
  2. Simulasi membuat suatu masakan
Dari semua paparan diatas, ice breaking, games, dan simulai merupakan suatu alat yang digunakan oleh trainer untuk memudahkan audien atau peserta dalam memahami materi yang disampaikan dan oleh karena itu debriefing dan pengambilan kesimpulan dari ice breaking, games, dan simulasi yang paling menentukan keberhasilan seorang trainer dalam menyampaikan suatu materi.

Nota:
Untuk contoh games kreatif silakan klik blog sebelumnya di
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2011/07/contoh-games-kreatif.html

Sumber:
Ghufron, M. Mikail. Disampaikan Pada Training for Trainer FP2I, FPsi UIN Jakarta. Jakarta: 12 April 2007

Kamis, 07 Juli 2011

Pengertian Berpikir dan Berpkir dalam Perspektif Islam

Awalnya orang beranggakan bahwa berpikir itu ditentukan oleh anggapan, karena menurut mereka proses berpikir semata-mata merupakan pertautan tanggapan-tanggapan secara mekanis, sehingga orang yang berfikir itu sifatnya pasif.

Namun pada era psikologi sekarang, orang yang berpikir sebenarnya tidak diam (pasif) tetapi jiwanya juga aktif berusaha untuk memecahkan suatu permasalahan. Oleh karena itu, pada era ini orang yang berfikir lebih tepat dikatakan dinamis

Menurut M Alisuf Sabri dalam bukunya "Pengantar Psikolgi Umum dan Perkembangan", orang berpikir untuk:
  1. Melakukan kegiatan kearah penyelesaian suatu problem/ persoalan
  2. Melakukan pemecahan persoalan dengan menggunaan pengalaman- pengalaman yang pernah ada pada diri kita
  3. Berfikir merupakan suatu akta psikis yang dinamis, dimana individu yang merupakan penggerak prosesnya
  4. Berfikir merupakan suatu kegiatan psikis yang bersifat perlambangan
Namun selain itu, berpikir juga merupakan:
  1. Pembentukan konsep
  2. Orang berfikir karena adanya rasa ingin tahu
  3. Adanya proses kognitif dalam berpikir
  4. Untuk menemukan sesuatu yang baru
  5. Membuat hubungan yang satu dengan yang lainnya
Secara umum, berpikir dapat dikatan sebagai kemampuan untuk menghubung-hubungkan (asosiasi) sesuatu dengan sesuatu yang lainnya untuk memecahkan suatu persoalan atau permasalahan.

Menghubung-hubungkan disini merupakan menghubungkan sesuai dengan yang kita inginkan dan faktor psikologisnya dimana hubungannya diputuskan pada saat berpikir. Hasil dari menghubung-hubungkan antara lain:
  1. Memecahkan masalah
  2. Gagasan-gagasan
  3. Idea-idea
Macam-macam berpikir:
  1. Directed thinking
    • Lebih nyata
    • Realistis
    • Empiris
    • Berfikir terarah dan memiliki tujuan

  2. Non directed thinking
    • Berpikir autistic, dimana pemikirannya sangat pribadi dan tanda-tanda yang digunakan mempunyai arti
      Con:

      Mimpi dan fantasi
Cara penarikan kesimpulan dalam berpikir:
  1. Deduktif
    • Umum- Khusus
    • Silogisme
    • Memerlukan kriteria-kriteria pengukuran yang butuh observasi ditail untuk berpikir secara kualitatif

  2. Induktif
    • Dari suatu peristiwa ke hal yang umum (Khusus- Umum)

  3. Evaluatif
    • Tepat atau tidaknya suatu gagasan
    • Berpikir kritis
    • Menilai baik-buruknya

  4. Analogis
    • Berpikir kira-kira sama atau tidaknya hal yang satu dengan yang lainnya (membandingkan)

Langkah-langkah dalam berpikir yaitu:
  1. Kesadaran akan adanya problem
  2. Pengumpulan data mengenai problem yang sedang dihadapi
  3. Penyusunan hipotesis
  4. Pengujian kebenaran hipotesis
Dalam islam, langkah-langkah berpikir terlihat jelas tertulis dalam Al-Quran yaitu antara lain:
  1. Q. S Al-An'am (6) ayat 74-79
  2. Q.S Ash-Saffat (37) ayat 95, yang berbunyi:

    "Dia (Ibrahim) berkata, "Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu?""

  3. Q.S Al-Anbiya (21) ayat 66-67, yang berbunyi:

    "Dia (Ibrahim) berkata, "Mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) mendatangkan mudarat kepada kamu?""

    "Celakalah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah! Tidakkah kamu mengerti?"
Dalam berpikir, tidak jarang kita mengalami kesalahan dalam penarikan sebuah kesimpulan akan sesuatu yang mana hal ini disebabkan antara lain oleh:
  1. Kesalah formal (batas-batas)
    • Kesalahan ini dalam bentuk, urutan, dan kontruksi
    • Orang yang mengalami gangguan mental adalah orang yang mengalami akumulasi dari luka lama yang kemudian dipicu oleh luka baru. Dimana ada kalanya kita keluar dari batas-batas untuk menemukan sesuatu yang baru

  2. Kesalahan material (isi)
    • Terjadi karena kita tidak mengenali masalah
    • Tidak dapat memecahkan masalah akibat ketidak tepatan dalam memecahkan masalah
Adapun kesalah dalam penerikan kesimpulan menurut perspektif islam tertulis ada Al-Quran yang antara lain:
  1. Q.S Al-Furqan (25) ayat 14 yang berbunyi:

    " (Akan dikatakan kepada mereka), "JAnganlah kamu mengharapkan pada hari ini satu kebinasaan, melaikan harapkanlah kebinasaan yang berulang"".

  2. Q.S Al-Isra (17) ayat 46 yang berbunyi:
    "Dan kami jadikan hati mereka tertutup dan telinga mereka tersumbat, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila engkau menyebut Tuhanmu saja dalam Al-Quran, mereka berpaling ke belakang melarikan diri (karena benci)"
Dalam berpikir, sering juga kita dipengaruhi oleh sesuatu. Adapun hal-hal yang mempengaruhi berpikir antara lain:
  1. Motivasi
    • Apabila motivasi rendah maka kita akan menjadi malas
    • Apabila motivasi kita sedang tinggi maka akan membatasi pleksibilitas
  2. Kepercayaan atau sikap yang salah (hal-hal yang formal)
  3. Kebiasaan
  4. Emosi


Sumber:
Sabri, M. Alisuf. 1993. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahannya. Surakarta: Media Insani Publishing.
Catatan mata kuliah Pengantar Psikologi. JAkarta 2005

Selasa, 05 Juli 2011

Pengertian Lupa dan Teori Lupa

Duh maaf gw lupa ni...!!!??, kita sering sekali mendengar kata-kata ini atau bahkan mengatakan sendiri kata-kata tersebut apabila kita tidak mengingat sesuatu atau lupa akan sesuatu.

Sesungguhnya tidak ada yang mempunyai ingatan yang lemah karena semua itu adalah kemampuannya untuk menggoorganisasikan otaknya, hanya saja ingatan yang lemah dapat disebabkan karena kelainan dalam pemprosesan informasi. Dan semakin banyak tidur, maka semakin sulit kita mengkinerjakan otak karena kita banyak menghirup zat asam disaat tidur.

Menurut Irwanto dalam bukunya Piskologi Umum, lupa merupakan suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan kembali untuk digunakan. Ada lima macam teori tentang lupa yang akan kita bahas, adapun teori tersebut yaitu:
  1. Decay theory
    Teori ini beranggapan bahwa memori akan semakin aus dengan berlangsungnya waktu bila tidak diulang kembali (rehearsal). Atau secara sedehananya kita akan lupa bila kita tidak mengingat-ingat atau mengulang kembali sesuatu

  2. Interference theory
    Terjadinya lupa dapat disebabkan karena:
    • Terjadinya penumpukan memori
    • Terpengaruhnya atau tercampurnya informasi yang satu dengan informasi yang lainya. Terpengaruh atau tercampurnya informasi dapat dibedakkan menjadi dua, yaitu:
      • Interferensi retroaktif:
        Informasi yang baru menyebabkan susahnya kita mengingat informasi yang lama
      • Interferensi proaktif
        Dimana informasi yang sudah tersimpan di memori jangka panjang mempersulit masuknya informasi yang baru

  3. Retrieval failure
    Teori ini beranggapan bahwa lupa atau kegagalan mengingat disebkan karena kurang memadainya petunjuk

  4. Motivated forgetting
    Menurut teori ini, hal-hal yang tidak menyenangkan cendrung untuk dilupakan

  5. Gangguan fisiologis
    Selain empat teori diatas, gangguan fisiologis ternyata juga dapat menyebabkan seseorang menjadi lupa, misalnya pada orang yang terkena amnesia, dimana lupa dapat terjadi karena adanya gangguan pada engram (perubahan fisik di bagian otak yang disebabkan olah faktor-faktor biokimiawi otak).

    Amnesia dapat dibagai menjadi dua, yaitu:
    • Amnesia retrogad
      Lupa akan informasi yang telah lalu

    • Amnesia anterograd
      Lupa akan informasi yang baru saja diterima
Setiap orang pasti menginginkan memiliki daya ingat yang tinggi dan cendrung menghindari lupa karena tidak jarang kita memperoleh kerugian dari lupa, misalnya saja ketika kita lupa mengerjakan tugas yang akan dikumpulkan saat itu juga. Nah untuk meningkatkan kemampuan mengingat ada baiknya kita melakukan hal-hal dibawah ini, yang antara lain:
  1. Retrieval atau melakukan pengulangan
    Con:

    Agar tidak lupa dengan perkalian Ana mencoba belajar berhitung tentang perkalian kembali

  2. Ketika kita ingin mengkoorganisasikan otak kita, maka agar mudah kita harus mengaitkan sesuatu dengan konteks-konteks tertentu, seperti ruang, tempat, perasaa, nama dll. Atau secara sederhanya peristiwa tertentu kita beri arti agar mudah mengingat
    Con:

    Pelangi terjadi setelah turun hujan.

  3. Mengkoorganisasikan informai sedemikian rupa sehinga dapat diingat kembali misalnya dengan menggunakan jembatan keledai dan Jost
    Con:

    • Jembatan keledai: TNI (Tentara Nasional Indonesia)
    • Teknik jost: 12 x 1 lebih baik daripada kita harus menyebutnya 1 x 12
Note:
untuk mengingatkan teori mengenai memori silakan klik di:
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2011/07/sistem-memori-pada-manusia.html


Sumber:
Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Prenhallindo
Catatan "Pengantar Psikologi" Jakarta: 2005

Senin, 04 Juli 2011

Sistem Memori Pada Manusia

Memori merupakan:
  • Kemampuan seseorang untuk mengubah informasi menjadi simbol-simbol untuk disimpan yang pada suatu saat akan dipanggil kembali untuk digunakan atau secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menyimpan informasi sehingga dapat digunakan digunakan kembali
Model-model ingatan:

Input (sensori) --} SM --} STM --} LTM --} M Out put

  1. Input (sensori)
    Rangsangan yang diterima oleh indera yang kemudian akan diteruskan sebagai informasi ke sistem memori selanjutnya
  2. Sensori Memory (SM)
    Proses penyimpanan memori melalui jalur syaraf-syaraf sensoris yang berlangsung dalam waktu yang pendek

    Con:

    Matikan lampu disebuah ruangan namun hidupkan lilin di sudut ruangan, kemudian tutup mata sebentar lalu buka dan dekatkan tangan anda ke lilin tersebut, kemudian tutup lagi, disaat itu terlinntas bayangan tangan anda beberapa detik
  3. Memori jangka pendek (STM)
    Suatu proses penyimpanan memori sementara. STM ini sering juga disebut dengan working memory karena informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi itu masih dibutuhkan

    Con:

    Ketika kita berkenalan dengan seseorang di halte, mungkin saat itu kita hafal nama orang tersebut, namun bisa saja lupa setelah beberapa saat bila kita tidak lagi berhubungan dengan orang tersebut
  4. Memori jangka panjang (LTM)
    Suatu proses penyimpanan informasi yang permanen. Memori jangka panjang ini berasal dari memori jangka pendek yang selalu diulang-ulang dan berkesan bagi individu sehingga informasi yang ia terima dapat bersifat permanen dan bila suatu saat ia butuhkan maka akan teringat lagi
  5. Memory Output
    Memori ini merupakan memori yang dikeluarkan
Proses memori:
Input --} persepsi --} analisis --} analisa arti input

  • Persepsi: pemberian arti
  • Analisis: Pembuatan kode
Memori memiliki beberapa tahap, adapun tahapan-tahapan memori yaitu:
  1. Acquistion
    Mengambil persepsi untuk diseleksi atau dipilih sesuai dengan kehendak
  2. Storage
    Penyimpanan informasi yang telah diseleksi agar dapat dipanggil kembali
  3. Retrival
    Pengambilan ingatan kembali (peristiwa ricall)
Note:
Jika ingin mengetahui tentang teori lupa silakan klik di:
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2011/07/pengertian-lupa-dan-teori-lupa.html

Sumber:
Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Prenhallindo
Catatan "Pengantar Psikologi" Jakarta: 2005

Minggu, 03 Juli 2011

Tumis Kangkung Cah Udang

Bahan:
  1. 3 ikat kangkung (cukup untuk 4-5 orang)
  2. 1/16 kg udang sedang
Bumbu:
  1. 1/4 sndk mkn terasi matang
  2. 4 siung bwng merah
  3. 2 siung bwng putih
  4. 3 buah cabe merah
  5. 1/4 buah tomat
  6. 1 lembar daun salam
  7. Garam
  8. Gula
Cara memasak:
  1. Rendam udang segar dengan air dan garam kurag lebih 10- 15 menit, kemudian masak hingga matang (jangan terlalu kering)
  2. Iris cabe, bawang, dan tomat, kemudian tumis dengan terasi, daun salam , garam dan gula hinngga wangi
  3. Masukan udang kemudian kangkung hingga rata dan beri sedikit air. setelah matang angkat dan sajikan

______________________ Selamat Mencoba ____________________

Macam-macam Teori Emosi

Melanjutkan pembahasan kita mengenai emosi sebelumnya, untuk kali ini saya akan membahas tentang teori-teori yang dikemukakan oleh para tokoh untuk menjelaskan mengenai emosi. Adapun teori tersebut antara lain:
  1. William James (Fisik --: emosi)
    Emosi menurutnya timbul dari perubahan fisiologis yang terjadi sebagai respn terhadap situasi yang menakutkan
    Con:

    Ditengah jalan Widyan terpeleset kulit pisang sehingga ia terjatuh dan merasa sakit, setelah tu ia berdiri dengan rasa malu

  2. Walter Cannon
    • Menurutnya perubahan fisik cendrung tidak berbeda dari emosi yang satu ke emosi yang lain, yang membedakan hanya individu yang mengalami
    • Organ internal merupakan strukstur reaktif yang peka karena itu tidak memenuhi sarat pada sember emosi
      Con:

      Jantung berdebar-debar bukan hanya karena emosi, tapi bisa saja karena ia mengidap suatu penyakit
    • Segala sesuatu yang menimbulkan reaksi fisik bukan reaksi yang sebenarnya
      Con:

      Jalan yang sempoyongan pada pemakai narkoba
    • Menurutnya yang mempengaruhi terjadinya emosi pada manusia adalah hipotalamus

  3. Cannon- Bard
    • Reaksi fisik dan emosi bersamaan
    • Bard: bukan hanya hipotalamus yang mempengaruhi emosi pada seseorang namun juga karena adanya talamus

  4. Teori kognitif
    • Tokoh: Schachter dimana ia mengatakan bahwa emosi merupakan fungsi interaksi antara faktor kognitif dan keadaan keterbangkitan fisiologis
    • Emosi dipengaruhi oleh kognitif
    • Cara individu menggambarkan emosinya biasanya adalah dengan menggambarkan apa yang membuat mereka emosi dan reaksi badan yang dirasakan, serta kesulitan dalam menghadapi hal tersebut

  5. Tingkat keterbangkitan emosi
    • Dengan tingkat keterbangkitan emosi yang rendah, seseorang siap dan berminat bila diberikan tugas
    • Penampilan optimal pada tingkat keterbangkitan emosi yang sedang
    • Emosi yang terus-menerus dapat menyebabkan psikosomatis

  6. Pengukuran emosi
    • Emosi dapat diukur dengan menggunakan Galvanic Skin Response (GSR)
    • GSR ini merupakan indikator kepekaan dari perubahan dalam keadaan emosi
    • Perubahan fisik dapat dilihat waktu emosi terangsang elektroda yang ditempelkan pada kulit (mis: telapak tangan) yang dihubungkan dengan galvanometer

Sumber:
Catatan matakuliah "Psikologi Umum" Jakarta 08/ 04/ 04

Note:
Untuk memperjelasa pembahasan mengenai emosi silakan lihat pembaasan sebelumnya di:
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2011/07/pengertian-respon-fisiologis-dan-fungsi.html

Pengertian, Respon, dan Fungsi Emosi

Banyak orang salah kaprah menyebut emosi dengan perasaan, padahal emosi itu disertai dengan reaksi fisiologis sedangkan perasaan tidak disertai dengan refleks fisiologis, intensitasnya lebih rendah dari emosi, dan berhubungan dengan kegiatan sehari-hari.

Emosi merupakan:
  1. Stir up of filling (Perasaan yang meluap-luap)
  2. Emosi sulit diukur
  3. Bersifat spontan (berasal dari dorongan alam bawah sadar)
  4. Memberi makna pada tingkah laku kita
  5. Tidak sama dengan orang lain (autentik: khas)
  6. Sumber energi (con: apabila kita ingin bekerja)
  7. Inisiatif bila ingin sesuatu
  8. Kebijakan intuitif (suara hati) untuk mempertimbangkan banyak hal melalui dasar hati. Orang yang cerdas bila intuitifnya berjalan dengan baik. Jika emosi terkontrol atau matang maka tingkah laku dapat terkendali
Perubahan tubuh pada saat emosi dipengaruhi oleh sistem saraf pusat dan kelenjar endogrin. Dimana saraf simpatik terjadi pada keadaan marah dan saraf parasimpatik terjadi pada keadaan normal. Reaksi fisik pada saat emosi tidak disadari (internal) dan ekspresi fisik disadari (eksternal). Adapun respon fisiologis tubuh bila terjadi emosi berupa, antara lain:
  1. Denyut jantung meningkat (berdebar cepat)
  2. Nafas semakin cepat
  3. Respon pupil mata membesar
  4. Sekresi air liur berkurang sedangkan keringat meningkat (bayak mengeluarkan keringat)
  5. Terjadi respon pilomotor (bulu-bulu berdiri: dalam keadaan takut)
  6. Pencernaan tidak normal (sering terjadi mual atau diare
  7. Banyak BAK
  8. Kadar gula darah meningkat (untuk menyiapakn energi)
  9. Ketegangan otot dan gemetar
  10. Pembuluh darah membesar
  11. Darah cepat membeku ketika luka
Ekspresi emosi:
  1. Ekspresi wajah
    • Darwin: diwarisi
    • Ekspresi pada tahun pertama disebabkan oleh menstruasi
    • Dari keadaan primitif ini berkembang menjadi delight: Kualitas positif yang tidak ada sebelumnya
    • Usia kurang lebih 5 bulan
      1. Anger
      2. Disfungsi: delight dan stress
    • Usia kurnag lebih 7 bulan: berupa ketakutan (fear)
    • Usia 10-12 bulan : elation dan offection dari delight
  2. Peran belajar
    Bentuk-bentuk konvensional "bahasa emosi" yang terdapat dalam suatu lingkungan
Fungsi-fungsi emosi:
  1. Memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam penalaran
    Con:

    Terlalu cinta
  2. Memiliki keunggulan yang meliputi kehidupan mental. Emosi memiliki keterkaitan dengan motivasi
    Con:

    Orang yang terlalu benci bisa membunuh
  3. Ikut memutuskan bagaimana bagian otak lainnya melangsungkan fungsinya
  4. Memiliki pengaruh yang sangat luas
    Con:

    Dalam bidang pekerjaan

Sumber:
Catatan matakuliah "Psikologi Umum" Jakarta 08/04/04

Perkembangan manusia (Periode Prenatal - Old Age)

Pada pembahasan kali ini, saya akan membahas tentang pekembangan manusia dalam rentang ia sejak periode dalam kandungan (prenatal) hingga periode usia lanjud (old age). Namun di sini saya hanya menguraikan tentang ciri-ciri yang menonjol dan faktor-faktor penting yang harus diperhatikan pada periode ini.
  1. Periode dalam kandungan (prenatal)
    Pada periode ini terjadi perkembangan:
    • Pengalihan ciri-ciri genetis kedua orang tua
    • Pembentukan organ tubuh
    • Pengaruh fisik dan psikologis ibu
  2. Periode bayi
    Periode ini mencangkup beberapa periode perkembangan yang pendek, yaitu:
    1. Orok (infancy):
      • Periode ini berkisar antara 0- 2 minggu
      • Bayi belum bisa melihat
      • Dimana pada kurang lebih 30 menit masa kelahiran bayi masih bersatu dan bergantung pada ibunya (dartunalat)
      • Pada masa ini terjadi pemotongan plasenta (neonatal)
      • Terjadi penyesuaian yang radikal (periode terpendek)
        Con:

        Bayi mencoba bernafas walaupun belum teratur.
      • Pola prilaku bersifat tanpa arti dan kurang terkendali
        Con:

        Menggerak-gerakan tangan dan kaki
      • Ada prilaku spesifik untuk refleks, termasuk beberapa jenis refleks yang terjadi bila ada rangsangan dari luar
    2. Babyhood
      • Periode ini berkisar antara 0- 2 tahun
      • Pada masa ini terjadi pembentukan kepribadian
      • Usia terjadinya perubahan dan pertumbuhan yang amat cepat
        Con:

        Berat badan bertambah
      • Munculnya individualitas
      • Belajar mengenal orang lain diluar ibunya
      • Belajar bersosialisasi
      • Peran seksual
      • Keingintahuan yang besar
      • Tumbuhnya keativitas
  3. Periode anak-anak awal (early childhood)
    • Masa ini berkisar antara 2 - 6 tahun
    • Pada periode ini orang tua merasa sulit mengatur anak- anak mereka karena anak cenrung nakal
    • Penguasaan tangan dan kaki semakin baik, anak cendrung secara tetap melaksanakan pekerjaan dengan satu tangan (handness)
    • Kemampuan bahasa menjai lebih baik, anak lebih cerewet (chatterbox age)
    • Anak berinteraksi dengan temannya (berkelompok)
    • Anak belajar keterampilan:
      1. School skills
        Keterampilan yang diajarkan di sekolah
        Con:

        Belajar membaca dan menulis
      2. School help skills (membantu orang lain)
      3. Self help skills (mengurus dirinya sendiri)
        Con:

        Memakai celan dan baju sendiri
  4. Periode anak-anak akhir (late childhood)
    • Periode ini berkisar pada usia 6 tahun hingga organ-organ seksualnya matang
    • Perempuan: 12 - 13 tahun
    • Laki-laki: 14-15 tahun
    • Anak jauh lebih mandiri
    • Norma-norma moral yang tadinya absolot di rumah menjadi lebih relatif oleh karena itu anak menjadi suka membantah dan membandingkan
  5. Periode pubertas
    • Organ reproduksi matang (sudah siap bereproduksi)
    • Daya tarik heteroseksual lebih kuat (suka pada lawan jenis)
    • Muncul tanda-tanda seksual sekunder
    • Pada wanita terjadi haid pertama (menarce)
    • Pada pria terjadi mimpi basah (wet dream)
    • Tubuh mengalami pertumbuhan dengan cepat
    • Selalu ingin menyendiri (negativisme)
    • Bosan dengan berbagai aktivitas yang biasa dilakukan (ingin mencari jati diri dan tidak puas dengan apa yang dia dapat)
    • Hidup seenaknya
    • Sikap yang selalu bertentangan (antagonistik)
    • Suasaana hati mudah berubah
    • Kurang pede, misalnya karena mempunyai banyak jerawat
    • Mudah tersinggung
  6. Periode remaja (adolescence)
    • Remaja awal 13- 17 tahun
    • Remaja akhir 17- 18 tahun
    • Klimaks dari periode-eriode sebelumnya
    • Teman-teman sebaya mempunyai arti penting
    • Memandang duania seperti apa yang diinginkan
    • Pemantapan identitas diri (strom and strees)
  7. Periode dewasa awal (early adulthood)
    • Berkisar antara 18- 44 tahun
    • Umur pemantapan terhadap pola hidupkeluarga
    • Pengaruh teman sebaya mulai berkurang
    • Belajar bebagai peran yang sudah mantap, misalnya guru, orang tua, dll
  8. Periode dewasa madya (middle age/ middle adulthood)
    • Berkisar 40-60 tahun
    • Sudah mapan
    • Keadaan fisik tidak sekuat periode sebelumnya
    • Periode transisi fisik dan lingkungan sosial
    • Masa mengingat-ingat masa lalu (kontemplasi)
    • Keseriusan dalam bekerja
    • Keseriusan dalam keluarga dimana anak-anak sudah mulai dewasa
    • Cendrung mempunyai perhatiyan yang besar terhadap aktivitas di luar rumah
    • Pada wanita terjadi menopause (berhentinya haid karena penurunan hormon estrogen) pada usia 50 tahunan
    • Pada pria terjadi climateric syndrome (penurunan hormon testoteron)
  9. Periode usia lanjud (old age/ late adulthood)
    • Masa mensyukuri segala sesuatu yang sudah dicapai di masa lalu
    • Masa pensiun
    • Cendrung mempunyai hobi pad akelompok-kelompok yang sama watu remaja dulu
Sumber:
Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Prenhallindo

Pembahasan terkait:
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2011/07/teori-pembawaan-dan-lingkungan-serta.html

Jumat, 01 Juli 2011

Teori Pembawaan dan Lingkungan serta Konsep Islam Pada Perkembanagn Individu

Perkembangan manusia dipengaruhi oleh banyak faktor, dan banyak teori atau aliran yang mencoba untuk mengungkap faktor yang terjadi pada masa perkembangan tersebut. Adapun aliran yang membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu antara lain:
  1. Nature (bawaan)
    • Aliran ini dikenal juga dengan istilah nativisme yang dipelopori oleh Schipenhauer, Plato, dan Descrates. Menurut Aliran ini pertumbuhan manusia sudah ditentukan oleh alam (bakat bawaan dan genetis), dimana lingkungan dan penduduk tidak dapat merubah arah perkembangannya.

    • Aliran ini menimbulkan gerakan pesimisme pedagogik
  2. Nurture (lingkungan)
    • Aliran ini juga sering dikenal dengan istilah emperisme yang dipelopori oleh Jhon Locke (1632 -1704) dimana ia mengibaratkan manusia dilahirkan putih bersih bagaikan kertas yang belum ditulisi, kemudian lingkungan yang membentuk atau menentukan seseorang menjadi manusia seperti pada waktu dewasa. oleh karena itu lingkungan harus "diatur" dengan baik agar anak-anak kelak menjadi manusia dewasa yang baik (tabula rasa)
    • Pandangan in imendasari banyak pandangan para ahli psikologi aliran behaviorisme moderen, seperti Albert Bandura dan B. F Skiner
    • Menimbulkan gerakan optimesme pedagogis
  3. Konvergensi (bawaan dan lingkungan)
    • Tokoh dari aliran ini adalah William Stern (1871 - 1938)
    • Menurut aliran ini perkembangan merupakan transaksi antara diri individu dengan dirinya sendiri dan lingkungan
    • Ada hal-hal yang sulit atau tidak mungkin diubah dalam diri individu sehingga ia berupaya untuk membuat lingkungan sesuai dengan dirinya. Akan tetapi banyak pula hal yang dalam dirinya bisa berubah, dalam hal ini ia menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
    • Manusia dilahirkan dengan potensi-potensi, dan potensi-potensi itu tidak akan berkembang bila lingkungan tidak memfaslitasi
  4. Konsep islam
    • Menurut konsep ini manusia lahir telah memiliki potensi-potensi yang baik dan yang buruk, dan Allah SWT telah memberikan akal untuk manusia untuk memilih kebaikan atau keburukan
    • Sejak lahir manusia telah diberi fitrah oleh Allah SWT dimana manusia lebih cendrunga berbuat baik hanya saja bagaimana orang tuanya yang mengarahkan anak tersebut ke arah mana
    • Kecendrungan potensi ini berupa:
      • Fisik : Hereditas (bentuk tubuh)
      • Psikis : Mental, bakat bawaan
    • Fitrah merupakan:
      • Bawaan alami yang melekat pada diri manusia dan bukan sesuatu yang diperoleh dengan usaha.
      • Fitrah mirip dengan kesadaran, sebab manusia mengetahui bahwa dirinya mengetahui apa yang dia ketahui. Artinya dalam diri manusia terdapat sekumpulan hal yang bersifat fitrah dan dia tahu betul tentang hal tersebut

Sumber:
Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Prenhallindo
Catatan kuliah "Pengantar Psikologi". 2003 - 2004. Jakarta

Pembahasan terkait:
http://ratunisaindriasari.blogspot.com/2011/07/perkembangan-manusia-periode-prenatal.html

Perbedaan antara Perkembangan, Pertumbuhan, dan Kematangan pada Individu

Perkembangan merupakan:
  • Perubahan progresif yang bersifat kulitatif (fungsional): tidak terbatan atau dapat dikatakan dengan proses dinamik yang berlangsung terus-menerus.
  • Pertumbuhan-pertumbuhan psikologis atau mental yang dialami individu dalam proses menjadi dewasa.
  • Perkembangan ada dua macam, yaitu:
  1. Normal. 
  2. Tidak normal: ada yang lebih lambat dan ada yang lebih cepat.
  • Menurut Sigmund Freud, apabila individu mengalami hambatan dalam tahapan perkembangannya maka kemungkinan yang akan terjadi antara lain:
    1. Regresi:
      DimanaPrilaku seseorang menjadi mundur pada tahapan perkembangan sebelumnya
    2. Fiksasi:
      Dimana perkembangan bertambah sedangkan pola prilaku tidak bertambah
     
  • Faktor yang mempengaruhi perkembangan: 
  1. Pembawaan.
  • Hereditas, misalnya ras dan gen.
  • Pembawaan atau perseorangan.
               2.  Lingkungan.
  • Fisik, misalnya makanan dan material.
  • Non fisik, misalnya sosial budaya,
Pertumbuhan merupakan:
  • Perubahan progresif yang bersifat kuantitatif (struktural): ada batasan.
  • Perubahan-perubahan fisik atau biologis ke arah kematangan fisiologis, yaitu:
    • Organ-organ tubuh dapat bersifat secara optimal
    • Hanya terjadi sekali dan tidak berulang
Kematangan merupakan:
Kematangan dapat dibagi menjadi dua yaitu:
  1. Kematangan psikologi
    Yang dimaksud dengan kematangan dari sisi psikologi adalah kedewasaan
  2. Kematangan fisiologi
    Kematangan ini bersifat organ-organ tubuh secara optimal (dicapai hampir tanpa proses belajar
    Con:
    Kematangan alat kelamin sekunder
Sumber:
Catatan mata kuliah Pengantar Psikologi. 2003. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Catatan mata kuliah Psikologi pendidikan 2005. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Entri Populer